Find Us On Social Media :

Bukan Inggris Atau Amerika, Justru Negara Ini yang Tercatat Sudah Berperang Dengan Rusia Hingga 12 Kali, Bahkan Pernah Memojokkan Rusia Sampai Kalah

By Afif Khoirul M, Minggu, 1 Mei 2022 | 11:17 WIB

Ilustrasi - Tentara Rusia

Pada pertengahan abad ke-19, Kesultanan Utsmaniyah semakin melemah. Rusia mengambil kesempatan ini untuk mengusir Turki dari wilayah utara Laut Hitam, Kaukasus, dan Balkan.

Perang Krimea tahun 1853-1856 menyebabkan kerusakan besar pada Rusia dan koalisi Inggris, Prancis, dan Turki.

Dalam Pertempuran Sinop pada tanggal 30 November 1853, armada Rusia mengalahkan armada Turki, menghancurkan 15 kapal perang, membunuh 3.000 pelaut Turki dan menangkap Wakil Laksamana Osman Pasha.

"Pembantaian Sinop" sebagaimana media Barat pada saat itu menggambarkan konflik Rusia-Turki, membawa dua sekutu Turki, Prancis dan Inggris, ke dalam perang.

Mengambil keuntungan dari keunggulan dalam peralatan dan fakta bahwa tentara Rusia memiliki pola pikir pertempuran yang ketinggalan zaman, Sekutu memenangkan kemenangan yang menentukan.

Tsar Nicholas I Rusia meninggal pada 2 Maret 1855, ketika Sekutu mengepung kota Sevastopol di semenanjung Krimea.

Barat percaya bahwa tsar Rusia meminum racun untuk bunuh diri, dan Rusia pada waktu itu mengatakan bahwa tsar meninggal karena pneumonia.

Kekalahan itu memaksa Rusia untuk menandatangani Perjanjian Paris dengan banyak ketentuan yang tidak menguntungkan, untuk sementara kehilangan hak untuk membuat Armada Laut Hitam (dipulihkan pada tahun 1871).

Pada 24 Juli 1877, Rusia menyatakan perang terhadap Kekaisaran Ottoman dengan dalih membebaskan rakyat Balkan.

Perang dimulai dengan susah payah, tetapi tentara Rusia kemudian memenangkan banyak kemenangan, bahkan mendekati Istanbul.

Dengan risiko pasukan Rusia menyerang ibu kota, Turki terpaksa menandatangani Perjanjian San Stefano.

Dengan demikian, Rumania, Serbia & Montenegro menjadi negara merdeka. Turki kehilangan kendali atas wilayah di Kaukasus dan Balkan ke Rusia.