Find Us On Social Media :

Bukan Inggris Atau Amerika, Justru Negara Ini yang Tercatat Sudah Berperang Dengan Rusia Hingga 12 Kali, Bahkan Pernah Memojokkan Rusia Sampai Kalah

By Afif Khoirul M, Minggu, 1 Mei 2022 | 11:17 WIB

Ilustrasi - Tentara Rusia

Pada tahun 1572, 7.000 orang Turki tewas bersama dengan pasukan besar Khan Krimea, Devlet I Giray dalam Pertempuran Molodi sekitar 50 km dari Moskow.

Pada periode abad ke-17 dan ke-18, situasi pertempuran memihak Rusia. Kekaisaran Rusia berhasil menghentikan tentara Ottoman di tempat yang sekarang disebut Ukraina.

Rusia menguasai Kiev dan wilayah di tepi Sungai Dnipor, merebut benteng Turki Azov di Laut Azov pada tahun 1696.

Ini adalah wilayah di mana angkatan laut Rusia mulai membangun armada pertamanya.

Selama kampanye Sungai Pruth pada tahun 1711, cuaca dingin yang tiba-tiba meninggalkan 80.000 tentara Tsar Peter Agung dikepung oleh 200.000 tentara Turki dan Krimea di Moldavia (sekarang Ukraina, Moldova dan Rumania).

Tsar Peter the Great harus menandatangani perjanjian damai untuk menjaga tentaranya tetap hidup, berjanji untuk tidak ikut campur dalam Persemakmuran Polandia-Lithuania, serta menyerahkan wilayah Azov ke Kekaisaran Ottoman.

Periode 1768-1744 menandai pertempuran penting dalam sejarah Rusia-Turki. Pada bulan Juli, armada Rusia mengalahkan armada Turki, dengan demikian menguasai Mediterania timur.

"Air bercampur darah dan abu, menciptakan pemandangan yang tidak sedap dipandang. Mayat yang terbakar mengapung di atas air sehingga menghambat pergerakan kapal," kata pangeran Rusia Yuri Dolgorukov, yang ikut serta dalam pertempuran itu, kepada RBTH.

Tentara Rusia kemudian juga meraih banyak kemenangan di wilayah daratan seperti Larga, Cahul dan Kozluca (sekarang di Moldova).

Pada satu titik, angkatan laut Rusia bahkan menguasai pelabuhan Beirut, salah satu pelabuhan penting Kekaisaran Ottoman.

Setelah pertempuran terus-menerus, Turki kehilangan pengaruh di semenanjung Krimea. Pada 1783, semenanjung menjadi bagian dari Kekaisaran Rusia.

Akibatnya, Rusia berhak membuat Armada Laut Hitam, mengirimkan kapal perang melalui Selat Bosphorus yang dikuasai Turki.