Intisari - Online.com -Keinginan Amerika Serikat (AS) agar memboikot pembelian minyak dan gas dari Rusia tidak terlalu dipatuhi oleh banyak negara.
Pasalnya banyak negara yang tetap memasok minyak dari negara bekas Uni Soviet itu.
Misalnya India yang sebelumnya sempat menyebutkan akan patuh dengan perintah AS, ternyata tetap membeli minyak dari Rusia.
Reliance Industries Ltd, operator kompleks penyulingan minyak terbesar di dunia, telah memesan sedikitnya 15 juta barel minyak Rusia sejak Februari lalu awal mulai invasi.
Sumber Reuters menyebutkan Reliance telah membeli rata-rata 5 juta barel per bulan untuk kuartal Juni.
Bukan cuma India, mengutip Wall Street Journal, negara-negara Eropa malahan meningkatkan kapasitas pembelian minyak Rusia.
Pembelian ini dilakukan diam-diam, karena makin sulit dilacak lantaran banyak kapal tanker yang memuat minyak diberi tanda tujuan yang tidak diketahui.
Lembaga riset TankerTrackers mencatatkan ekspor minyak dari pelabuhan Rusia menuju negara-negara anggota Uni Eropa sebagai pembeli utama telah meningkat menjadi rata-rata 1,6 juta barel per hari sejauh ini pada bulan April.
Padahal, ekspor telah turun menjadi 1,3 juta per hari di bulan Maret setelah invasi Ukraina.
Data serupa dari Kpler, lembaga penyedia data komoditas lainnya, menunjukkan arus naik pengiriman minyak Rusia meningkat dari 1 juta di pertengahan Maret menjadi menjadi 1,3 juta per hari di April.
Minyak dari pelabuhan Rusia semakin banyak dikirim dengan tujuan yang tidak diketahui.
Pada bulan April sejauh ini, lebih dari 11,1 juta barel dimuat ke kapal tanker tanpa rute yang direncanakan, lebih banyak dari negara mana pun.
Beberapa negara menyebutkan alah satu alasan untuk mengaburkan asal minyak Rusia lantaran negara-negara sangat membutuhkan minyak mentah untuk menjaga ekonomi tetap berjalan dan mencegah harga bahan bakar melonjak jauh.