Find Us On Social Media :

Jadi 'Bahan Gorengan' AS untuk Bikin Rakyat Ukraina Benci Rusia, Bencana Holomodor yang Tewaskan 17 Juta Rakyat Ukraina Justru Dipicu oleh Hal 'Alami'

By Khaerunisa, Selasa, 26 April 2022 | 19:50 WIB

Peristiwa kelaparan di Ukraina.

Intisari-Online.com - Ukraina sejak dulu telah dikenal sebagai wilayah penghasil bahan makanan, terutama biji-bijian.

Seperti diketahui, kini Ukraina menjadi salah satu negara pengekspor gandum utama dunia bersama Rusia dan menyumbang sekitar sepertiga dari penjualan tahunan global.

Tak heran jika muncul kekhawatiran kekurangan pasokan gandum dunia ketika kedua negara tersebut berperang.

Tetapi rupanya, Ukraina yang terkenal sebagai negara pemasok bahan makanan dunia itu, pernah mengalami bencana kelaparan yang disebut sebagai Holomodor.

Holodomor merupakan peristiwa kelaparan yang terjadi di Ukraina pada tahun 1932-1933.

Itu merupakan bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Ukraina (yang kala itu masih tergabung dalam Uni Soviet), di mana sekitar 17 juta orang Ukraina meninggal akibat kelaparan.

Setelah Vladimir Lenin meninggal pada tahun 1924, posisinya sebagai pemimpin Uni Soviet digantikan oleh Joseph Stalin.

Setelah memegang kekuasasaan, Stalin mengusung program kolektivisasi pertanian dengan memaksa para petani untuk menyerahkan lahan pribadi, peralatan pertanian, dan ternak mereka.

Baca Juga: Pantas Saja Amerika Mati-matian Dukung Ukraina Melawan Rusia Hingga Kucurkan Uang Lebih dari Rp10 Triliun, Terungkap Ada Maksud Tersembunyi di Balik Rencana Itu

Baca Juga: Dikelilingi Parit Bawah Tanah Beracun Merkuri, Inilah Makam Rahasia Kaisar Pertama China Qin Shi Huang, Mungkinkah Kita Bisa Lihat Bagian Dalamnya dan Letak Makam Kaisar Secara Persis?

Para petani di Uni Soviet dipaksa untuk bergabung dengan pertanian kolektif milik negara.

Menurut Stalin, pertanian kolektif dapat menghasilkan biji-bijian dalam jumlah besar dan nantinya akan dijual ke luar negeri, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk membiayai rencana industrialisasi.

Maka dengan program tersebut, pemerintahan Stalin memaksa setiap pemilik tanah untuk memberikan lahannya kepada pemerintah, jutaan petani kecil harus keluar dari tanah mereka sendiri lalu bergabung ke pertanian kolektif yang lebih besar.

Kebijakan tersebut diterapkan di seluruh wilayah Uni Soviet, termasuk Ukraina, yang saat itu merupakan daerah penghasil biji-bijian di Uni Soviet.

Namun, para petani melihatnya sebagai perbudakan sehingga mereka menolak menyerahkan tanahnya.

Melihat banyak petani menentang kebijakan tersebut, Stalin menegakan kebijakan perang di pedesaan bagi mereka yang melawan program kolektivisasi.

Sebanyak 1,5 juta penduduk Ukraina menjadi korban kebijakan “dekulakisasi” Stalin.

Dekulakisasi merupakan kampanye yang dilakukan politik Soviet untuk menangkap dan mendeportasi sejumlah petani kaya beserta keluarganya.

Baca Juga: Dikelilingi Parit Bawah Tanah Beracun Merkuri, Inilah Makam Rahasia Kaisar Pertama China Qin Shi Huang, Mungkinkah Kita Bisa Lihat Bagian Dalamnya dan Letak Makam Kaisar Secara Persis?

Baca Juga: Sumber Sejarah Kerajaan Kutai, Hanya dari Ini Bisa Jelaskan Semua

Mereka dicap sebagai Kulak yang berarti musuh pemerintah, dan dikirim ke daerah-daerah terpencil yang tidak berpenghuni seperti Siberia.

Kehilangan jutaan petani yang terpaksa meninggalkan Ukraina, pemerintah Soviet justru meningkatkan jatah produksi yang tidak mungkin untuk dipenuhi.

Mereka bahkan memotong jatah makanan di desa-desa Ukraina sehingga mengakibatkan kelaparan yang semakin meluas.

Sekitar 25.000 orang Ukraina meninggal setiap harinya karena kelaparan.

Kalaparan yang terjadi di Ukraina itu kemudian disebut sebagai genosida, karena dilihat dari beberapa kebijakan Stalin yang dirunjukkan kepada Ukraina.

Beberapa ahli seperti Timothy Snyder, Anne Applebaum, Robert Conquest, dan Steven Rosefield berpendapat bahwa Holodomor adalah genosida yang disengaja karena kebijakan Stalinis dan bukan karena cuaca buruk.

Namun, sejarawan Mark Tauger berpendapat bahwa kelaparan tersebut disebabkan karena kegagalan kebijakan ekonomi yang dijakankan Soviet dan karena iklim cuaca yang buruk.

Pendapat Tauger didukung dengan hasil panen yang menurun drastis sebanyak 3-4 ton dibanding tahun sebelumnya.

Baca Juga: Sering Ditanyakan, Zakat Fitrah Termasuk Ibadah yang Hukumnya Apa?

Baca Juga: 7 Pelaut Ditemukan Tewas Misterius di Kapal Induk USS George Washington, Angkatan Laut AS Memulai Penyelidikan

(*)