Intisari-Online.com - Di tengah perang Rusia-Ukraina yang masih belum juga berakhir setelah dua bulan lamanya, muncul rumor bahwa ada campur tangan 'tentara bayaran' Inggris dalam konflik tersebut.
Mengutip mirror.co.uk (23/4/2022), Rusia memperingatkan "tentara bayaran" Inggris bahwa mereka menghadapi kematian jika mereka tetap berada di Ukraina melawan pasukan Vladimir Putin.
Peringatan itu dibuat dalam video mengerikan di media sosial, ketika Moskow mengumumkan akan meluncurkan penyelidikan resmi atas dugaan peran SAS Inggris di lapangan di Lviv.
Komite Investigasi [IC] -terlihat mirip dengan FBI yang bertanggung jawab atas kasus kriminal besar- akan memeriksa klaim bahwa ahli "sabotase" Inggris ada di lapangan.
Klaim itu muncul setelah penangkapan warga Inggris Shaun Pinner (48) dan Aiden Aslin (28) oleh pasukan Moskow setelah mereka tertangkap berpihak pada Kyiv di Donbas.
Tetapi sebuah video baru yang diposting di saluran media sosial Rusia "patriotik" memperingatkan kawan-kawan dari kedua orang Inggris itu, bahwa nasib mereka akan ada "di tangan para pemenang".
"Perang bukanlah serial TV atau permainan komputer -semuanya nyata di sini. Pulanglah sebelum terlambat" desak klip itu.
Kini disebut menyusup dalam peperangan Rusia dan Ukraina, dahulu rupanya pasukan SAS Inggris pernah dipermalukan ketika menghadapi perlawanan Indonesia di hutan Kalimantan.
Itu terjadi ketika Indonesia terlibat konfrontasi dengan Malaysia, sementaraSAS Inggris bertempur membela Negeri Jiran.
Sebuah serangan tiba-tiba dilakukan Kopassus, membuat pasukan SAS Inggris terkejut dan tak bisa banyak berkutik.
Misi itu dijalankan Kopassus di malam hari dan di bawah guyuran hujan.
Dengan serangan itu, Kopassus menewaskan seorang anggota SAS, yang menjadikannya tentara ASEAN pertama yang berhasil menghabisi prajurit SAS.
Karena keberhasilannya itu, mereka pun diberi hadiah pemotongan masa tugas dan diberi kehormatan berbaris di depan Presiden Soekarno pada upacara peringatan kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1965.
Melansir Tribun Jambi, kisah Kopassus bertempur dengan pasukan SAS Inggris menjadi satu diantara kisah heroik saat Operasi Dwikora dalam konfrontasi melawan Malaysia.
Satu diantara pertempuran berdarah antara Kopassus dan pasukan elit kerajaan Inggris tersebut terjadi di Desa Mapu, Long Bawan perbatasan Kalimantan Barat dan Sabah Malaysia.
Pertempuran terjadi pada bulan April tahun 1965.
TNI yang gerah dengan penyusupan yang dilakukan pasukan Inggris ke wilayah Indonesia mengirimkan pasukan elite Kopassus ke wilayah tersebut.
Baca Juga: Inilah Peran Indonesia di ASEAN, Termasuk Tempat Sekretariat ASEAN!
Saat itu batalion 2 RPKAD (sekarang Grup 2 Kopassus) baru saja terbentuk. Batalion baru ini dikirim ke Kalimantan Barat perbatasan dengan Malaysia tersebut untuk melakukan misi khusus menghancurkan pos musuh.
Pasukan elite TNI AD ditempatkan di Balai Karangan. Pos tersebut merupakan pos terdepan TNI yang berhadap-hadapan dengan wilayah Malaysia.
Di depan mereka, hanya sekitar 1 Km, terdapat pos terdepan tentara Inggris yakni di Desa Mapu.
Pos terdepan yang berbatasan dengan wilayah Indonesia itu dijaga oleh satu kompi British paratrooper dan beberapa orang SAS. Pos ini pun merupakan target operasi dari pasukan khusus yang dikirimkan TNI.
Menyerang pos tersebut menjadi prioritas dan misi khusus batalion RPKAD, dan tentu saja bakal merugikan pihak lawan.
Sebelum melakukan serangan para prajurit Kopassus menyiapkan rencana dan strategi yang akan dijalankan.
Setelah sebulan mempersiapkan penyerangan, tiba waktunya pada 25 April 1965 gladi bersih dilakukan.
Kopassus telah menyiapkan tiga kompi pasukan untuk menjalankan misi tersebut.
Tiga kompi tersebut telah bersiap di Pos Balai Karangan.
Saat hari yang ditentukan Komandan batalion, Mayor Sri Tamigen, memutuskan hanya kompi B (Ben Hur) yang akan melakukan penyerangan. Sementara 2 kompi lainnya tetap berada di wilayah Indonesia untuk berjaga-jaga bila terjadi sesuatu.
Dalam penyerangan ini, kompi B diharuskan membawa persenjataan lengkap.
Selesai melakukan persiapan tim Kompi B mulai menuju sasaran. Mereka bergerak secara senyap melintasi perbatasan antara Indonesia dan Malaysia selepas Maghrib.
Perjalanan dilakukan dengan sangat hati-hati. Saking berhati-hatinya mereka baru sampai lokasi target operasi pada pukul 02.00 dini hari.
Tiba di tempat sasaran pasukan segera mengatur posisi seperti strategi yang telah disusun dan dilatih sebelumnya.
Satu-satunya cara untuk merebut pos pasukan Inggris itu adalah dengan merangsek masuk kedalam perimeter tersebut dan bertarung jarak dekat, karena emberondong pos ini dari luar bakal percuma, pasalnya pos ini memiliki perlindungan yang kuat.
Namun sepertinya rencana serangan tersebut diuntungan dengan kondisi cuaca, di mana hujan deras turun mengguyur wilayah Pos Maapu, yang suaranya menyamarkan langkah kaki dan gerakan puluhan prajurit komando RPKAD.
Korps baret merah itu mengepung Pos Mapu dari tiga arah, tim pun dipecah menjadi tiga kelompok.
Pada jam 04.30 saat yang dinanti-nanti tiba, peleton tengah membuka serangan dengan menembakkan senapan mesin Bren ke posisi pertahanan musuh.
Segera setelah itu, dua peleton lainnya merangsek masuk dari kedua arah. Serangan tiba-tiba ini membuat musuh kaget.
Belum reda kekagetan para tentara Inggris yang tak menduga mereka kembali dikejutkan dengan puluhan prajurit RPKAD yang dengan gagah berani masuk menerjang ke dalam pos.
Malam itu satu diantara pasukan terbaik di dunia ini tak menduga bakal mendapat serangan jarak dekat dari tentara baret merah Kopassus.
Malam itu jumlah pasukan yang ada di pos hanya sekitar 34 orang, prajurit lain tengah berpatroli.
Pertempuran itu menjadi salah satu bukti ketangguhan pasukan Kopassus, sekaligus menunukkan bahwa pasukan Indonesia mampu menghadapi pasukan elit Inggris yang begitu terkenal kekuatannya.
Dalam pertempuran tersebut, pasukan Indonesia berhasil menewaskan beberapa tentara Inggris dan melukai sebagian besar lainnya.
Tentara Inggris yang tersisa hanya bisa bertahan sampai peluru terakhir mereka habis karena mereka telah terkepung.
Pertempuran itu sendiri berakhir saat matahari mulai meninggi. Prajurit RPKAD yang sudah menguasai sepenuhnya pos Mapu segera menyingkir karena mereka mengetahui pasukan Inggris yang berpatroli sudah kembali beserta bala bantuan Inggris yang diturunkan dari helikopter.
Sekembali di pos Balai Karangan, kompi B disambut dengan suka cita oleh rekan-rekannya.
(*)