Find Us On Social Media :

Berawal dari Selir Kontroversial, Inilah Cixi, Janda Permaisuri di China yang Diduga Membunuh Kaisar-kaisar Muda Termasuk Anak Kandungnya Sendiri Demi Taktha

By Mentari DP, Jumat, 25 Maret 2022 | 17:30 WIB

Cixi, selir kontroversial yang menjadi Janda Permaisuri di China.

Intisari-Online.com - Inilah kisah Cixi, seorang selir kontroversial yang menjadi Janda Permaisuri di China.

Cixi lahir pada tahun 1835. Namun hingga remaja dia tidak menunjukkan tanda-tanda kebesaran masa depan yang jelas.

Namun dengan tekad yang teguh, Cixi berhasil naik ke tampuk kekuasaan di China.

Di mana dia menjadi Janda Permaisuri, memerintah sebagai ratu wali dari tahun 1861 hingga kematiannya pada tahun 1908.

Ini adalah salah satu periode paling bergejolak dalam sejarah China.

Dilansir dari nationalgeographic.com pada Jumat (25/3/2022), Cixi adalah Manchu, etnis minoritas yang berkuasa sejak tahun 1600-an.

Karena dia terlahir sebagai wanita, pendapatnya tidak berarti apa-apa bagi pria.

Seperti gadis remaja lainnya saat itu, Cixi yang berusia 16 tahun harus diserahkan oleh keluarganya untuk dianggap sebagai selir bagi kaisar China yang baru dinobatkan, Xianfeng.

Baca Juga: Menderita Paranoia Hebat Sepanjang Masa Pemerintahannya, Inilah Domitianus, Kaisar Romawi yang Dijuluki 'Saddam Hussein' Karena Dendamnya yang Membara

Baca Juga: Ada yang Tewas Mengenaskan Dieksekusi dengan Dibakar Hidup-hidup, Begini Cara Kejam Raja Henry VIII Saat Eksekusi Wanita-wanita di Sekitarnya

Siapa yang menyangka bahwa dia terpilih sebagai permaisuri berpangkat rendah.

Cixi pun meninggalkan keluarganya untuk tinggal di Kota Terlarang bersama wanita lain di harem kaisar. 

Permaisuri utama Xianfeng adalah Permaisuri Zhen. Dan dia berteman dengan Cixi.

Hubungan itu membantu mereka berdua dengan baik, sampai Cixi melahirkan satu-satunya putra kaisar yang masih hidup pada tahun 1856.

Inilah peristiwa yang mengangkat statusnya dan memberinya kunci kekuasaan.

Kudeta

Di awal masa pemerintahannya, Xianfeng menghadapi masalah besar baik di dalam maupun di luar negeri.

Dia berkuasa pada usia 18 tahun pada tahun 1850, tahun yang sama ketika kelaparan yang meluas menyebabkan Pemberontakan Taiping, pemberontakan petani besar-besaran di provinsi-provinsi selatan.

Dalam menghadapi semua kekacauan ini, Kaisar Xianfeng meninggal pada tahun 1861.

Hal ini membuat putra Cixi yang berusia lima tahun menjadi pewaris kekaisaran. Dia dijuluki Kaisar Tongzhi.

Baca Juga: Padahal Ayahnya Keturunan Nabi Daud dan Dipandang Baik oleh Nabi Isa, Sejarah Raja Yehuda Ini Langsung Dihapus dari Teks Alkitab Setelah Lakukan Dosa-dosa Besar Ini

Baca Juga: Gila Wanita Sampai Rebut Istri Ayahnya Sendiri, Inilah Dosa-dosa Masa Lalu Kaisar Yang Guang, Pantas Dijuluki Salah Satu Tirain Terburuk dalam Sejarah China

Tapi sebelum kematiannya, Xianfeng telah memilih delapan pria untuk membentuk Dewan Bupati dan memerintah sampai putranya dewasa.

Cixi tidak suka dengan ide. Oleh karenanya, dia pun menyerang mereka. Dia membuat para bupati telah menasihati kaisar dengan buruk.

Cixi, yang saat itu dikenal sebagai Selir Yi, bekerja sama dengan Zhen dalam sebuah rencana untuk melancarkan kudeta.

Dia dan Zhen didukung oleh dua saudara laki-laki Xianfeng, Pangeran Gong—pendukung untuk menenangkan Barat—dan Pangeran Chun, yang telah menikahi adik perempuan Yi.

Cixi berhasil menggulingkan para bupati, memenjarakan lima orang di antaranya, mengeksekusi satu orang, dan memerintahkan dua orang untuk bunuh diri.

Dia pun menjadi Janda permaisuri yang memerintah sampai kaisar anak itu dewasa.

Selama memerintah, lawan-lawannya menganggap Cixi sebagai konspirator yang licik dan haus darah.

Secara resmi, Cixi harus mundur ketika Tongzhi dewasa pada tahun 1873.

Dua tahun dalam pemerintahannya, serangan cacar membunuh kaisar muda, yang tidak meninggalkan ahli waris.

Namun beberapa percaya bahwa Cixi yang haus kekuasaan telah meracuni putranya untuk mempertahankan kekuasaan sendirian.

Baca Juga: Dipaksa Terbang Bak Burung, Begini Kisah Gao Yang, Kaisar Tiran dari Kerajaan China Kuno yang Eksekusi Para Tahanannya dengan Melompat dari Puncak Menara

Baca Juga: Dieksekusi dengan 'Direbus' di Kuali Mendidih Sampai Mati, Inilah 3 Eksekusi Paling Brutal Raja Henry VIII yang Dijuluki Pendendam, Suka Bunuh Siapapun yang Membantahnya

Ketika putranya meninggal, Cixi merebut tampuk pemerintahan.

Dia mengadopsi putra saudara perempuannya dan Pangeran Chun dan menamainya Kaisar Ci'an.

Ketika Kaisar Ci'an meninggal mendadak pada tahun 1881, dia mengangkat kaisar baru, Guangxu—yang baru berusia tiga tahun. Lalu terus bertindak sebagai wali.

Cixi terus memerintah Cina sampai kematiannya.

Cixi meninggal pada November 1908, hanya satu hari setelah kematian Guangxu.

Banyak yang percaya dia telah meracuni untuk memastikan penguasa yang lemah akan tetap berada di bawah kekuasannya.

Cixi menamai keponakannya yang berusia dua tahun sebagai pewaris dan menunjuk seorang janda permaisuri baru untuk mengawasi bangsa yang dibawanya ke zaman modern.

Baca Juga: Kini Serang Ukraina Mati-matian, Nyatanya Bukan Perang yang Pernah Bikin Rusia Hancur Lebur Sampai Jadi Pusat Kanibalisme, Untung Diselamatkan Musuh Besarnya Ini

Baca Juga: Seisi Dunia Langsung Ketar-ketir, Rusia Berhasil Duduki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl, Trauma Bencana Terbesar Umat Manusia Sepanjang Sejarah Ini Terulang Kembali