Cixi, yang saat itu dikenal sebagai Selir Yi, bekerja sama dengan Zhen dalam sebuah rencana untuk melancarkan kudeta.
Dia dan Zhen didukung oleh dua saudara laki-laki Xianfeng, Pangeran Gong—pendukung untuk menenangkan Barat—dan Pangeran Chun, yang telah menikahi adik perempuan Yi.
Cixi berhasil menggulingkan para bupati, memenjarakan lima orang di antaranya, mengeksekusi satu orang, dan memerintahkan dua orang untuk bunuh diri.
Dia pun menjadi Janda permaisuri yang memerintah sampai kaisar anak itu dewasa.
Selama memerintah, lawan-lawannya menganggap Cixi sebagai konspirator yang licik dan haus darah.
Secara resmi, Cixi harus mundur ketika Tongzhi dewasa pada tahun 1873.
Dua tahun dalam pemerintahannya, serangan cacar membunuh kaisar muda, yang tidak meninggalkan ahli waris.
Namun beberapa percaya bahwa Cixi yang haus kekuasaan telah meracuni putranya untuk mempertahankan kekuasaan sendirian.
Ketika putranya meninggal, Cixi merebut tampuk pemerintahan.
Dia mengadopsi putra saudara perempuannya dan Pangeran Chun dan menamainya Kaisar Ci'an.
Ketika Kaisar Ci'an meninggal mendadak pada tahun 1881, dia mengangkat kaisar baru, Guangxu—yang baru berusia tiga tahun. Lalu terus bertindak sebagai wali.
Cixi terus memerintah Cina sampai kematiannya.
Cixi meninggal pada November 1908, hanya satu hari setelah kematian Guangxu.
Banyak yang percaya dia telah meracuni untuk memastikan penguasa yang lemah akan tetap berada di bawah kekuasannya.
Cixi menamai keponakannya yang berusia dua tahun sebagai pewaris dan menunjuk seorang janda permaisuri baru untuk mengawasi bangsa yang dibawanya ke zaman modern.