Pada 21 Maret, militer Rusia meminta pemerintah Mariupol untuk menyerah untuk menghindari korban sipil, tetapi Kiev membantahnya.
"Perlawanan Mariupol memainkan peran besar dalam menyabotase rencana militer Rusia," tulis Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov di Facebook.
“Bom dijatuhkan setiap 10 menit di Mariupol. Kami membutuhkan lebih banyak amunisi, senjata anti-tank dan anti-pesawat," kata Svyatoslav Palamar, seorang kapten tentara Ukraina di Mariupol, kepada CNN.
Pada 21 Maret, kantor berita Interfax mengutip Denis Pushilin - pemimpin Republik Donetsk yang memproklamirkan diri - mengatakan bahwa dibutuhkan lebih dari seminggu bagi tentara Rusia untuk mengendalikan Mariupol.
“Kami tidak terlalu optimis hanya membutuhkan waktu 2-3 hari. Bahkan mungkin perlu lebih dari seminggu untuk mengendalikan Mariupol. Kota ini sangat besar," kata Denis Pushilin seperti dikutip Interfax.