Find Us On Social Media :

Usai Presiden Zelensky Buka Suara 'Perang Dunia III Mungkin Sudah Dimulai,' Kini Perundingan Rusia-Ukraina Rancang 15 Poin Kesepakatan Damai

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 18 Maret 2022 | 09:44 WIB

(Ilustrasi) Perang Rusia-Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky

Intisari-Online.com - Melansir Kompas.com, Kamis (17/3/2022), Zelensky mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Perang Dunia III "mungkin sudah dimulai."

Ini disampaikan saat pemimpin yang diperangi itu memohon kepada AS dan Barat untuk mengambil tindakan yang lebih drastis guna membantu pertahanan Ukraina melawan Rusia.

Dilansir The Hill, Zelensky menanggapi pertanyaan dari pembawa berita "NBC Nightly News" Lester Holt.

Zelensky ditanya tentang kekhawatiran dari pemerintahan Biden, yang menyebut bahwa tindakan tertentu dapat memicu konflik antara kekuatan bersenjata nuklir. 

Hal ini disebut dapat menyebabkan Perang Dunia III.

“Tidak ada yang tahu apakah (perang) itu mungkin sudah dimulai dan apa kemungkinan dari perang ini, jika Ukraina akan jatuh,” kata Zelensky dalam sambutan yang diterjemahkan.

Namun kabar terbaru melaporkan Rusia dan Ukraina membuat kemajuan “signifikan” menuju persetujuan gencatan senjata dan penarikan pasukan melalui rancangan 15 poin kesepakatan damai.

Dokumen tersebut akan mendorong Kyiv menyetujui netralitas dan menerima pembatasan militernya, supaya serangan Rusia ke Ukraina terutama kepada warga sipilnya dihentikan.

Baca Juga: Sudah Habis Cara untuk Membendung Serangan Rusia yang Makin Brutal, Ukraina sampai Bebaskan Masuk Ukraina Siapa Saja Pasukan yang Mau Membela Negaranya

 Baca Juga: Digembor-gemborkan Media Barat Ukraina Berhasil Kalahkan Rusia Bahkan Membuat Rusia Terpojok, Jenderal Amerika Ini Malah Bocorkan Situasi Aslinya Ternyata Begini

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga diminta meninggalkan ambisi keanggotaan NATO, dan berjanji tidak menjadikan Ukraina sebagai tuan rumah pangkalan militer atau persenjataan Barat dengan imbalan perlindungan.

Sumber yang diberi pengarahan tentang pembicaraan tersebut mengatakan kepada Financial Times, bahwa ketentuan lain termasuk hak mengabadikan bahasa Rusia di Ukraina.