Find Us On Social Media :

Jika Seisi Bumi Banyak yang Mengecam Tindakan Rusia Lakukan Agresi ke Ukraina, Negara Asia Ini Malah Mati-matian Bantu Ekonomi Rusia yang Terpuruk Akibat Sanksi Barat

By Mentari DP, Jumat, 4 Maret 2022 | 15:45 WIB

Sanksi ekonomi akibat invasi Rusia ke Ukraina.

Intisari-Online.com - Banyak negara yang menentang invasi Rusia ke Ukraina.

Sehingga mereka memberikan sanksi tegas kepada Rusia.

Namun rupanya ada juga yang mendukung invasi Rusia ke Ukraina.

Bahkan beberapa dari mereka mau membantu ekonomi Rusia yang bermasalah.

Salah satunya adalah Pakistan.

Dilansir dari 24h.com.vn pada Jumat (4/3/2022), Pakistan dan Rusia baru saja melakukan perjanjian perdagangan besar.

Ini berarti Pakistan menjadi negara pertama yang mengumumkan perjanjian perdagangan baru dengan Rusia di tengah konflik Rusia dan Ukraina.

Berbicara di gelombang TV, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan bahwa negara itu akan mengimpor 2 juta ton gandum dan memilih Rusia sebagai pemasok gas utama.

Baca Juga: Dijuluki 'Musuh Allah' dan 'Anti-Kristus', Raja Nebukadnezar II Justru Diklaim Sebagai Raja Babilonia Kuno Terbesar yang Pernah Anda, Ini Perubahan Besar yang Dilakukannya

Baca Juga: Sama-sama Kolot Maunya Menang Sendiri, Bagaimana Perang Rusia-Ukraina Bisa Berakhir? Ahli Bongkar 5 Skenario yang Bisa Terjadi Berdasarkan Situasi Sekarang

Perdana Menteri Imran Khan menekankan, setelah pertemuan pekan lalu dengan Presiden Rusia Putin, ia memutuskan bahwa manfaat ekonomi untuk Pakistan "penting".

"Saya pergi ke Rusia untuk menyetujui impor 2 juta ton gandum," ucap Perdana Menteri Imran Khan.

"Saya dan Presiden Rusia Putin juga menandatangani perjanjian tentang impor gas. Gas Pakistan habis."

Menurut banyak ahli, dengan perjanjian ini, maka Pakistan akan membantu Rusia untuk menghadapi masalah besar.

Khususnya ketika bank sentral negara itu "diblokir" oleh Amerika Serikat (AS).

Pada 28 Januari 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani peraturan khusus untuk melindungi manfaat ekonomi Rusia.

Menurut peraturan, perusahaan ekspor di Rusia harus menjual 80% mata uang asing dari 1 Januari dan mengirimkannya ke akun di bank berlisensi.

Warga Rusia juga dilarang mentransfer mata uang asing ke akun atau menyetor uang di bank asing, dan dilarang membentangkan pinjaman luar negeri secara tunai sejak 1,3.

Baca Juga: Niat Hati Takuti Warga Ukraina Agar Mundur, Apa Daya Konvoi Militer Besar-besaran Rusia Malah Terhenti Mendadak, Citra Satelit Ini Bocorkan Situasi Asli di Dekat Ibukota Ukraina

Baca Juga: Mendadak Presiden Prancis Umumkan pada Dunia Untuk Siap Perang, Ternyata Saat Ini Ukraina Dalam Ancaman Serius dari Rusia, Putin Ancam Hal Lebih Buruk Akan Datang

Rusia juga memberlakukan larangan sementara pada investor asing yang menjual aset mereka di Rusia, setelah mitra Barat penting seperti BP Energy Group dan Shell mengumumkan rencana untuk melepaskan dari negara itu.

Menurut TASS, Putin juga menandatangani perintah melarang warga Rusia keluar dengan 10.000 Dollar AS atau lebih.

"Ordonansi di atas untuk memastikan stabilitas keuangan Rusia," kata Kremlin.

Namun, terlepas dari sanksi ekonomi, AS dan banyak negara Eropa masih membayar Rusia lebih dari 1 miliar Dollar AS / hari untuk membeli minyak dan gas, menurut Daily Mail.

Beberapa ahli mengatakan bahwa pertempuran di Ukraina membuat Rusia 15 miliar Dollar AS / hari.

Baca Juga: Seisi Dunia Langsung Geger! Perang Rusia-Ukraina Ternyata Bisa Berubah Jadi Perang Nuklir, Mendadak 'Pesawat Kiamat' Baru Putin Meluncur di Atas Langit Rusia

Baca Juga: Punya Julukan Mentereng Sebagai Negara Militer Terkuat Ke-2 di Dunia, Tentara Rusia yang Tertangkap Berhasil Dipermalukan Tentara Ukraina dan Warga, Fotonya Tersebar di Media Sosial