Find Us On Social Media :

Jelas Kalah Jika Ukraina Terus-menerus Adu Senjata Rusia, Satu-satunya Jalan Keluar Hanyalah Negosiasi, Rupanya Ini Hasil Negosiasi 5 Jam Ukraina-Rusia, Mengapa Perang Masih Berlanjut?

By Mentari DP, Kamis, 3 Maret 2022 | 09:00 WIB

Invasi Rusia ke Ukraina.

Intisari-Online.com - Korban terus berjatuhan pasca invasi Rusia ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022) kemarin.

Seminggu setelah invasi Rusia ke Ukraina, Kementerian Dalam Negeri Ukraina melaporkan 352 warga sipil Ukraina telah tewas sejauh ini.

Di antara para korban ini ada 14 anak-anak.

Selanjutnya, sekitar 1.684 orang, termasuk 116 anak-anak terluka.

Namun Kementerian tidak memberikan informasi tentang korban dari Angkatan Bersenjata Ukraina.

Sementara militer Rusia untuk pertama kalinya melaporkan ada beberapa tentara tewas dan lainnya terluka di Ukraina.

Pada hari Minggu, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayjen Igor Konashenkov mengatakan, "Ada yang tewas dan terluka di antara rekan-rekan kami", tanpa memberikan angka."

Akan tetapi dia menambahkan bahwa kerugian Rusia "berkali-kali" lebih sedikit daripada kerugian pasukan Ukraina.

Meski Ukraina telah mengklaim bahwa pasukannya telah membunuh 3.500 tentara Rusia.

Baca Juga: Kini Serang Ukraina Mati-matian, Nyatanya Bukan Perang yang Pernah Bikin Rusia Hancur Lebur Sampai Jadi Pusat Kanibalisme, Untung Diselamatkan Musuh Besarnya Ini

Baca Juga: Hanya Gara-gara Satu Kata yang Hilang Ini, Pakar Pertahanan Australia Nekat Sebut Pernyataan Jokowi Terkait Konflik Rusia-Ukraina Sebagai Hal Dungu

Sejak awal serangan, militer Rusia telah menyerang 1.067 fasilitas militer Ukraina.

Termasuk 27 pos komando dan pusat komunikasi, 38 sistem rudal pertahanan udara dan 56 stasiun radar, kata Konashenkov.

Yang terbaru, Rusia melancarkan serangan udara di kota Kharkiv.

Sedikitnya 10 orang tewas dan 35 terluka ketika sebuah gedung opera, sebuah gedung konser dan kantor-kantor pemerintah diserang di Lapangan Kebebasan Kharkiv pada hari Selasa kemarin.

Kemudian, militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah diterjunkan ke Kharkiv dalam upaya untuk merebut kota yang terkepung.

Sebelumnya, menara TV utama di ibukota Kyiv juga dihantam serangan udara, membuat media tidak aktif dan menewaskan lima orang.

Rusia pun memperingatkan penduduk di dekat daerah militer Kyiv untuk meninggalkan rumah mereka.

Di tengah situasi panas ini, Kantor berita RT pada 28 Februari 2022 melaporkan bahwa kedua delegasi Rusia dan Ukraina tengah melakukan negosiasi.

Keduanya bersama-sama menjelaskan masalah khusus sehingga kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan setelah negosiasi yang panjang selama 5 jam di Belarus.

Baca Juga: Pantas Berani Bersikap 'Bodo Amat' Meski Amerika Koar-koar, Nyatanya Vladimir Putin Sudah Tahu Masa Depan Dunia Justru Ada di Tangan Dua Negara Ini

Baca Juga: Bak Senjata Makan Tuan, Gayanya Serang Ukraina Habis-habisan, Rakyat Rusia Justru Jadi Korban Gara-gara Ulah Vladimir Putin, 'Uang Jadi Tidak Berharga Lagi'

Dilansir dari 24h.com.vn pada Kamis (3/3/2022), pejabat Ukraina mengatakan kedua pihak akan kembali ke ibu kota untuk berkonsultasi sebelum memulai putaran pembicaraan berikutnya.

Mykhailo Podolyak, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan tujuan utama pembicaraan itu adalah untuk membahas gencatan senjata di Ukraina.

Kedua belah pihak telah mengidentifikasi sejumlah masalah prioritas dan "memetakan solusi" untuk mengatasinya.

Vladimir Medinsky, seorang pembantu Presiden Rusia Vladimir Putin, juga menegaskan bahwa kedua delegasi telah menemukan kesamaan, yang dapat mencapai kesepakatan.

Menurut Sputnik, salah satu poin umum yang ditunjukkan Rusia dan Ukraina termasuk kesepakatan untuk melanjutkan negosiasi.

"Negosiasi lebih lanjut akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang di perbatasan antara Polandia dan Belarusia," kata Medinsky.

Selama negosiasi pertama, Presiden Ukraina Zelensky mengirim permintaan resmi ke Brussel (Belgia) agar Ukraina menjadi anggota Uni Eropa (UE).

Sementara itu, Rusia telah menempatkan kekuatan nuklirnya pada siaga tertinggi ketika NATO bergerak untuk mengirim senjata ke Kiev.

Baca Juga: 'Saya Lari dari Satu Perang Tapi Malah Terjebak dalam Perang Lain', Cerita Pengungsi Afghanistan yang Terjebak di Ukraina, Jauh-jauh Hindari Taliban Malah Dibombardir Bom Oleh Rusia

Baca Juga: Digambarkan Nyaris Mirip Nazi, Begini Ngerinya Serangan Rusia Ketika Menghujani Ukraina dengan Rudal, 'Ledakan Terlihat Sampai Menerangi Langit'