Intisari - Online.com - Perang modern Rusia dan Ukraina tidak bisa lepas dari sejarah rumit yang melingkupi keduanya.
Kemarin sudah dibahas sedikit mengenai sejarah kedua negara, kembali akan dibahas mengenai tumbuhnya rasa merdeka di Ukraina.
Melansir penjelasan dari Ronald Suny profesor University of Michigan yang diunggah di The Conversation, beginilah sejarah hubungan Rusia-Ukraina.
Pengakuan kemerdekaan Donetsk dan Luhansk menjadi penting dalam konflik Rusia-Ukraina.
Hal in karena ketika Putin mengakui republik Donbas sebagai wilayah merdeka, ia secara serius meningkatkan konflik, yang jadi pendahuluan invasi skala besar Ukraina.
Invasi ini menjadi sinyal jelas bagi Barat bahwa Rusia tidak akan mundur dan menerima persenjataan lebih jauh dan peletakan senjata di Ukraina, Polandia dan Romania.
Presiden Rusia kini memimpin negara itu ke dalam perang pencegahan yang berbahaya, yaitu perang berdasarkan kegelisahan bahwa kadang di masa depan negaranya akan diserang.
Hal ini tentunya menjadi hasil yang tidak terduga.
Sementara itu, Putin pernah menceritakan sejarah Ukraina yang diunggah dalam New York Times bahwa "pemerintahan Soviet baru di bawah Lenin yang menarik begitu banyak cemoohan dari Putin akan menghancurkan negara Ukraina merdeka yang baru lahir."
Ada rumor bahwa selama era Soviet, bahasa Ukraina dilarang dari sekolah dan budayanya hanya boleh ada dalam bentuk karikatur kartun menari Cossack dengan celana bengkak.