Find Us On Social Media :

Ukraina Terbukti Jadi Korbannya, Terkuak Negara-negara Ini Bisa Jadi Sasaran Amukan Rusia Berikutnya, Negara-negara Eropa Ini Sudah Ketar-ketir

By May N, Sabtu, 26 Februari 2022 | 17:37 WIB

Warga Ukraina berlindung di sebuah stasiun kereta bawah tanah di ibu kota Kiev.

Intisari - Online.com - Sudah lebih dari sehari invasi penuh Rusia ke Ukraina, dengan ledakan menggema di seluruh ibu kota negara Ukraina, Kiev.

Serangan ini dilihat secara luas sebagai aksi kekerasan sebagai "aksi militer khusus" untuk melindungi kepentingan Rusia sendiri.

Serangan rudal telah menyerang wilayah-wilayah seluruh negara termasuk Kiev, dengan perkiraan 137 warga sudah tewas.

Putin telah mendesak militer Ukraina untuk meletakkan senjata mereka guna menghindari konflik.

Namun pasukan Ukraina telah menempati posisi siap untuk mempertahankan kota mereka, dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy tetap ada di gedung pemerintahan.

Kini dengan Kremlin telah menyatakan niatnya di Ukraina dengan jelas, banyak negara-negara tetangga yang dulunya juga menjadi bagian dari Uni Soviet telah memulai menyuarakan kekhawatiran bahwa mereka bisa jadi sasaran Putin selanjutnya.

Ini termasuk negara-negara Balkan: Lithuania, Latvia, dan Estonia, yang dulunya menjadi bagian dari Uni Soviet.

Mengutip Express, Kamis lalu Presiden Lithuania Gitanas Nauseda menandatangani sebuah dekrit menerapkan status darurat.

Baca Juga: Kalah Jika Adu Senjata Militer, Pasukan 'Rahasia' Milik Ukraina Malah Bikin Kementerian Pertahanan Rusia Kerepotan, dengan Cara Ini

Baca Juga: Sudah Jelas Militernya Kalah Telak dari Rusia, Ukraina Makin Terpuruk Usai Senjata Militer Kiriman Barat Ini Malah Dirampas Rusia, Begini Nasibnya Kini

Dalam sebuah pernyataan, kantor presiden mengatakan: "Tujuan status darurat adalah untuk menangani ancaman serius terhadap keamanan publik… merespon pada kemungkinan ketegangan dan provokasi tremasuk pasukan militer skala besar Federasi Rusia dan Republik Belarusia."

Sementara negara-negara Balkan adalah bagian dari NATO, Profesor Julian Lindley-French, seorang pakar strategis dan penasihat pertahanan yang telah bekerja dengan NATO menanyakan sampai mana persekutuan itu bisa melindungi anggota-anggotanya menghadapi Rusia.