Find Us On Social Media :

Kini Memulai Invasi Besar dari Rusia ke Ukraina, Vladimir Putin Pernah Peringatkan Dunia Bahwa AS Jadikan Islam Identik Terorisme untuk Ciptakan Islamofobia, Jadi Musuh Barat Selanjutnya?

By May N, Sabtu, 26 Februari 2022 | 13:44 WIB

(Ilustrasi) Vladimir Putin - Konflik Ukraina vs Rusia

Intisari - Online.com - Presiden Rusia Vladimir Putin bukanlah sosok yang dekat dengan sekutu Barat, lebih-lebih dengan Amerika Serikat (AS).

Putin juga ternyata sudah lama memimpin Rusia, dari tahun 1999 sampai tahun 2000 menjadi Perdana Menteri Rusia, kemudian menjadi Presiden dari 2000 sampai 2008, lalu kembali menjadi Perdana Menteri dari 2008 sampai 2012.

Sejak 2012 sampai sekarang, Putin sudah menjadi Presiden Rusia.

Kekuasaannya tidak akan berakhir sampai tahun 2036 mendatang.

Dalam masa kekuasaan yang begitu lama, Putin sudah beberapa kali diwawancarai oleh banyak pihak.

Tahun 2015-2017, sutradara Oliver Stone beberapa kali mewawancara Presiden Rusia Vladimir Putin.

Wawancara itu ditayangkan dalam seri dokumenter TV tahun 2017 dengan judul The Putin Interviews.

Dokumenter itu kini menarik perhatian lagi selain karena menjadi dokumenter yang monumental lantaran digarap dengan sudut pandang sinematik khas Oliver Stone, juga karena isi wawancara tersebut.

Baca Juga: Sejarah Keduanya Membingungkan, Seorang Sejarawan Koreksi Sejarah Rumit Antara Rusia dan Ukraina, Beginilah Sejarah yang Sebenarnya dan Peranan dalam Perang Rusia-Ukraina

Baca Juga: Perang Nuklir di Depan Mata Jika Konflik Ukraina Tak Bisa Ditangani dengan Baik, Pakar Ini Beberkan Kesalahan Fatal Joe Biden dan NATO Hadapi Kekuatan Nuklir Vladimir Putin

Oliver Stone bertanya kepada Putin, "Di Rusia banyak kaum muslim, bagaimana pemerintah mengawasi orang muslim di Rusia?”

Menanggapi pertanyaan itu, Vladimir Putin menjawab, "Mengapa orang muslim harus diawasi? Rakyat Rusia banyak yang muslim. Di Moskow saja ada 15 persen orang muslim. Tidak pernah ada masalah."

"Kami tidak pernah menganggap orang muslim masalah. Anggapan itu hanya politik Amerika Serikat dan sekutunya. Terorisme misalnya, kapan Islam mulai diidentikkan dengan terorisme? Setelah perang dingin berakhir,” katanya retoris saat Oliver Stone terus memperhatikan.

Putin lantas menyebut jika AS butuh musuh baru agar industri senjatanya berputar.

Ia menyebut usai Perang Dingin dan bubarnya Uni Soviet, tidak ada lagi musuh dunia barat yang disebut Blok Timur.

Putin juga heran mengapa NATO masih ada dan bahkan masih memperkuat diri sampai hari ini ketika "elang" dan "beruang" berdamai.

“Untuk apa NATO dipertahankan bahkan diperluas? Bukankah Rusia tidak lagi menjadi musuh Amerika Serikat? Lalu siapa musuh NATO? Amerika Serikat selalu tidak konsisten dengan ucapannya. Berbuat sesuka hati. Itulah bahayanya adikuasa tunggal di dunia,” katanya.

Salah satu momentum kebohongan ini disebutkan Putin ketika Barrack Obama memimpin AS lalu mengingkari janji, terkait penutupan penjara Guantanamo yang kontroversial.

Baca Juga: Baru Berangkat ke Ukraina, Pesawat Militer Rusia Ini Malah Dapat Musibah Tak Terduga Bukan Karena Serangan Ukraina, Pesawat Ini Jatuh Awak Pesawatnya Semua Tewas

Baca Juga: Skenario Perang Dunia III di Depan Mata, Terungkap Invasi Rusia ke Ukraina Ternyata Bisa Menjadi Awal Mula Perang Terbesar Dunia Sejak Perang Dingin, Negara-Negara Ini Bisa Terlibat!

Akhirnya sampai Obama lengser digantikan Donald Trump, Guantanamo masih aktif beroperasi.

“Rusia dan dunia sudah biasa menyaksikan inkonsistensi Amerika Serikat," kata Vladimir Putin.

Putin menyebut nasib Islam di masyarakat saat ini yang dikatakannya sama seperti Uni Soveit pada masa Perang Dingin.

Saat itu, Uni Soviet jadi propaganda dunia barat hampir dalam segala aspek kehidupan.

Ia mencontohkannya dengan serbuan AS ke Irak berdalih mencari senjata pemusnah massal.

Akhirnya Irak hancur, dan AS menciptakan ISIS guna memastikan konflik di Timur Tengah selalu ada.

Kemudian ketika masyarakat dunia jenuh dengan isu terorisme Islam yang digaungkan AS, Putin sudah menerka pihak mana lagi yang diciptakan untuk menjadi musuh bersama AS.

China kini jadi musuh AS karena kebangkitannya mengancam perekonomian AS.

Baca Juga: Bak Pecah Perang Dunia III, Vladimir Putin Deklarasikan Operasi Militer Terhadap Ukraina, Ketahui Dampak Perang Seperti yang Pernah Terjadi Sebelumnya, Akankah Dunia Hancur Kembali Karena Perang?

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina: Bukan Sekadar Soal Sumber Daya atau Kekuasaan, Pengamat Sebut Vladimir Putin 'Ngotot' Perjuangkan Identitas Jiwa Rusia

Perang dagang China-AS dan Perang Dingin modern menjadi sumber ketegangan kedua negara.

Indonesia berada di tengah ketegangan ini, karena perseteruan Washington dan Beijing bisa merujuk pada terciptanya ketegangan di Laut Natuna Utara.

Baca Juga: Dampak Perang Rusia-Ukraina Bagi Indonesia Seiring Berlakunya Sanksi Embargo Ekonomi terhadap Negara Pimpinan Vladimir Putin

Baca Juga: Bak Sudah Tahu Jika Rusia Bakal Serang Ukraina, China Beri Instruksi Khusus Soal Pemberitaan Terkait Konflik di Donbass, Ini Isinya Sebelum Dihapus