Baru Berangkat ke Ukraina, Pesawat Militer Rusia Ini Malah Dapat Musibah Tak Terduga Bukan Karena Serangan Ukraina, Pesawat Ini Jatuh Awak Pesawatnya Semua Tewas

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Pesawat Rusia Antonov An-26 yang juga pernah alami kecelakaan tahun 2021.

Intisari-Online.com -MelansirCNN, Kamis (24/2/2022), Presiden Rusia Vladimir Putintelah mengumumkan operasi militer di wilayah Donbas,Ukrainatimur, Kamis pagi waktu setempat.

Rusia melancarkan invasi besar-besaran di Ukrania lewat darat, udara dan laut.Kekhawatiran Barat tentang kemungkinan meletusnya perang besar kini menjadi kenyataan.

Dalam pidatonya, yang disiarkan di televisi nasional Rusia, Putin mendesak pasukanUkrainauntuk meletakkan senjata mereka dan pulang.

Pada hari yang sama,Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa sebuah pesawat angkut taktis Antonov An-26 Rusia jatuh di bagian selatan kota Voronezh, bagian selatan negara itu, sebagaimana diberitakan RT.

"Sebuah pesawat An-26 dari Pasukan Dirgantara Rusia jatuh selama penerbangan yang untuk mengangkut peralatan militer," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Militer menambahkan bahwa semua anggota awak tewas dalam kecelakaan itu.

Namun, Kementerian Pertahanan tidak merinci jumlah korban.

Penyebab awal kecelakaan itu adalah kerusakan perangkat keras.

Baca Juga: Membabi Buta, Lebih dari 160 Rudal Balistik Ditembakkan Rusia ke Ukraina Saat Ibu Kota Kiev Akhirnya Diserang Rusia, Padahal Sudah Sepakat Kiev Tak Akan Diserang, Rakyat Ukraina Ketar-ketir Hal Ini

Baca Juga: Skenario Perang Dunia III di Depan Mata, Terungkap Invasi Rusia ke Ukraina Ternyata Bisa Menjadi Awal Mula Perang Terbesar Dunia Sejak Perang Dingin, Negara-Negara Ini Bisa Terlibat!

Menurut RT, pesawat jenis ini biasanya memiliki enam awak.

Sebelumnya, sebuah pesawat pendukung jarak dekat Sukhoi Su-25 Rusia juga jatuh saat beroperasi di Ukraina.

Penyebab kecelakaan adalah kesalahan pilot, namun untungnya pilot berhasil lolos.

Presiden Rusia Vladimir Putin diberitakan melancarkan operasi militer khusus untuk demiliterisasi dan denuklirisasi Ukraina.

Dia mengatakan bahwa dia tidak akan mengambil alih Ukraina, tetapi akan menghancurkan fasilitas militer di negara itu untuk mencegah Kiev menyerang dua republik Donetsk dan Luhansk yang diakui Putin pada 21 Februari.

Segera setelah itu, AS, NATO, Uni Eropa dan PBB mengkritik kampanye Rusia ini dan menuntut agar Putin segera berhenti.

AS dan sekutunya juga telah memberikan sanksi kepada pejabat Rusia, bank, dan seluruh ekonomi di negara Rusia.

Sejauh ini embargo yang berlaku masih terhadap produk-produk perdagangan dari dan menuju Rusia atau belum ada pemblokiran sistem finansial secara keseluruhan, seperti yang terjadi dengan Iran.

Baca Juga: Bak Pecah Perang Dunia III, Vladimir Putin Deklarasikan Operasi Militer Terhadap Ukraina, Ketahui Dampak Perang Seperti yang Pernah Terjadi Sebelumnya, Akankah Dunia Hancur Kembali Karena Perang?

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina: Bukan Sekadar Soal Sumber Daya atau Kekuasaan, Pengamat Sebut Vladimir Putin 'Ngotot' Perjuangkan Identitas Jiwa Rusia

Namun, hal ini menjadi potensi embargo yang perlu dipertimbangkan.

Lantaran hal itu bisa terjadi apabila konflik tidak dapat diselesaikan, sementara negara-negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa terus bersikeras melakukan embargo kepada Rusia.

Baca Juga: Dampak Perang Rusia-Ukraina Bagi Indonesia Seiring Berlakunya Sanksi Embargo Ekonomi terhadap Negara Pimpinan Vladimir Putin

Baca Juga: Saat Ini Sedang Diserang Rusia, di Ukraina Pernah Ditemukan Tulang Unik Dihiasi dengan Tanda Hitam pada Makam Berusia 4.500 Tahun, Apa Maksud Tanda Hitam Itu?

(*)

Artikel Terkait