"Kami tidak pernah menganggap orang muslim masalah. Anggapan itu hanya politik Amerika Serikat dan sekutunya. Terorisme misalnya, kapan Islam mulai diidentikkan dengan terorisme? Setelah perang dingin berakhir,” katanya retoris saat Oliver Stone terus memperhatikan.
Putin lantas menyebut jika AS butuh musuh baru agar industri senjatanya berputar.
Ia menyebut usai Perang Dingin dan bubarnya Uni Soviet, tidak ada lagi musuh dunia barat yang disebut Blok Timur.
Putin juga heran mengapa NATO masih ada dan bahkan masih memperkuat diri sampai hari ini ketika "elang" dan "beruang" berdamai.
“Untuk apa NATO dipertahankan bahkan diperluas? Bukankah Rusia tidak lagi menjadi musuh Amerika Serikat? Lalu siapa musuh NATO? Amerika Serikat selalu tidak konsisten dengan ucapannya. Berbuat sesuka hati. Itulah bahayanya adikuasa tunggal di dunia,” katanya.
Salah satu momentum kebohongan ini disebutkan Putin ketika Barrack Obama memimpin AS lalu mengingkari janji, terkait penutupan penjara Guantanamo yang kontroversial.
Akhirnya sampai Obama lengser digantikan Donald Trump, Guantanamo masih aktif beroperasi.
“Rusia dan dunia sudah biasa menyaksikan inkonsistensi Amerika Serikat," kata Vladimir Putin.
Putin menyebut nasib Islam di masyarakat saat ini yang dikatakannya sama seperti Uni Soveit pada masa Perang Dingin.
Saat itu, Uni Soviet jadi propaganda dunia barat hampir dalam segala aspek kehidupan.