Find Us On Social Media :

Bak Ditusuk dari Belakang, China Mendadak Desak Rusia Untuk Membatalkan Rencana Serang Ukraina, Terkuak Inilah Alasan Negeri Panda 'Permalukan' Vladimir Putin

By Mentari DP, Minggu, 20 Februari 2022 | 11:00 WIB

Sikap China terhadap konflik Rusia dan Ukraina.

Intisari-Online.com - Ada banyak negara yang menentang konflik Rusia dan Ukraina.

Di antara mereka yang menentang konflik Rusia dan Ukraina adalah Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis.

Namun tidak ada yang pernah menyangka bahwa China juga mendesak Rusia untuk membatalkan rencana perang Ukraina.

Hal ini mengingat China adalah sekutu Rusia dan juga bermusuhan dengan Barat.

Akan tetapi Menteri Luar Negeri Beijing mengatakan bahwa Ukraina memiliki hak untuk menjaga kedaulatan, kemerdekaan dan integritas teritorialnya.

Diketahui Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumpulkan hampir 200.000 tentara di sisi utara, timur dan selatan Ukraina, menurut pejabat AS.

Analis pertahanan yang bekerja untuk organisasi Dewan Atlantik memperingatkan bahwa Rusia telah menyelesaikan persiapan untuk operasi ofensif skala besar.

Mereka mengatakan bahwa pasukan Rusia kemungkinan dapat melakukan invasi lebih lanjut ke Ukraina.

Baca Juga: Seisi Dunia Menahan Napas! Seorang Tentara Ukraina Tewas dalam Sebuah Ledakan di Kota yang Dikuasi Pemberontak Pro-Rusia, Benarkah Perang Sudah Dimulai?

Baca Juga: Seisi Dunia Salah Kaprah, Jadi Sekutu Rusia yang Paling Kuat, Rupanya Begini Sikap China Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina, Ahli Bongkar Sikap Xi Jinping yang Sebenarnya

Dengan invasi yang tampak semakin dekat, diplomat top China  memperingatkan Putin agar tidak menindaklanjuti ambisi ekspansionisnya.

Wang Yi menegaskan hak Ukraina untuk menjaga integritas teritorialnya dan mendesak solusi diplomatik untuk krisis yang meningkat.

Dilansir dari express.co.uk pada Minggu (20/2/2022), dia menyebut Perjanjian Minsk sebagai "satu-satunya jalan keluar".

Bahkan dia mendesak semua pihak untuk bersatu dan menyelesaikan krisis secara damai.

Yi juga mengatakan bahwa Ukraina seharusnya tidak menjadi garis depan persaingan di antara negara-negara besar.

Perjanjian Minsk mengacu pada perjanjian diplomatik yang ditandatangani pada Februari 2015 di ibukota Belarusia oleh perwakilan Rusia, Ukraina, Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) dan para pemimpin dua wilayah separatis pro-Rusia.

Kesepakatan itu menetapkan serangkaian langkah militer dan politik tidak boleh dilaksanakan.

Apa yang dikatakan Wang Yi terhadap Putin langsung memberikan kejutan besar.

Baca Juga: Blak-blakan Dibongkar Joe Biden, Presiden Amerika Itu Ngotot Tak Lama Lagi Rusia Akan Melakukan Serangan ke Ukraina, Hal Ini yang Jadi Pemicunya

Baca Juga: Main Aman dan Tak Mau Ikut Campur Urusan Konflik Rusia dan Ukraina, Nama Indonesia Malah Disebut Amerika, Dipandang Bisa Meredakan Ketegangan, Ini Alasannya

Sebab nampaknya Presiden China Xi Jinping sendiri mendukung kebijakan Putin tentang Ukraina.

Apalagi kedua pemimpin negara itu sempat bertemu di Beijing pada awal Olimpiade Musim Dingin Beijing.

Lalu mereka sama-sama mengeluarkan pernyataan yang menyerukan Barat untuk "meninggalkan pendekatan ideologis perang dingin".

China juga mengatakan pihaknya memahami dan mendukung sikap Rusia untuk pembentukan jaminan keamanan jangka panjang yang mengikat secara hukum di Eropa.

Baca Juga: Kisruhnya dengan Ukraina, Mengapa Mendadak Rusia Justru Kerahkan Kapal Perang Sebanyak 24 Mendekati Perairan di Negara Asia Ini, Apa Tujuannya?

Baca Juga: Diam Tak Pernah Disorot atau Berbicara, Mendadak Presiden Ukraina Muncul di Hadapan Publik Sambil Bocorkan Kapan Rusia Akan Menyerang