Intisari-Online.com - Ada banyak negara yang menentang konflik Rusia dan Ukraina.
Di antara mereka yang menentang konflik Rusia dan Ukraina adalah Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis.
Namun tidak ada yang pernah menyangka bahwa China juga mendesak Rusia untuk membatalkan rencana perang Ukraina.
Hal ini mengingat China adalah sekutu Rusia dan juga bermusuhan dengan Barat.
Akan tetapi Menteri Luar Negeri Beijing mengatakan bahwa Ukraina memiliki hak untuk menjaga kedaulatan, kemerdekaan dan integritas teritorialnya.
Diketahui Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumpulkan hampir 200.000 tentara di sisi utara, timur dan selatan Ukraina, menurut pejabat AS.
Analis pertahanan yang bekerja untuk organisasi Dewan Atlantik memperingatkan bahwa Rusia telah menyelesaikan persiapan untuk operasi ofensif skala besar.
Mereka mengatakan bahwa pasukan Rusia kemungkinan dapat melakukan invasi lebih lanjut ke Ukraina.
Dengan invasi yang tampak semakin dekat, diplomat top China memperingatkan Putin agar tidak menindaklanjuti ambisi ekspansionisnya.
Wang Yi menegaskan hak Ukraina untuk menjaga integritas teritorialnya dan mendesak solusi diplomatik untuk krisis yang meningkat.
Dilansir dari express.co.uk pada Minggu (20/2/2022), dia menyebut Perjanjian Minsk sebagai "satu-satunya jalan keluar".
Bahkan dia mendesak semua pihak untuk bersatu dan menyelesaikan krisis secara damai.
Yi juga mengatakan bahwa Ukraina seharusnya tidak menjadi garis depan persaingan di antara negara-negara besar.
Perjanjian Minsk mengacu pada perjanjian diplomatik yang ditandatangani pada Februari 2015 di ibukota Belarusia oleh perwakilan Rusia, Ukraina, Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) dan para pemimpin dua wilayah separatis pro-Rusia.
Kesepakatan itu menetapkan serangkaian langkah militer dan politik tidak boleh dilaksanakan.
Apa yang dikatakan Wang Yi terhadap Putin langsung memberikan kejutan besar.
Sebab nampaknya Presiden China Xi Jinping sendiri mendukung kebijakan Putin tentang Ukraina.
Apalagi kedua pemimpin negara itu sempat bertemu di Beijing pada awal Olimpiade Musim Dingin Beijing.
Lalu mereka sama-sama mengeluarkan pernyataan yang menyerukan Barat untuk "meninggalkan pendekatan ideologis perang dingin".
China juga mengatakan pihaknya memahami dan mendukung sikap Rusia untuk pembentukan jaminan keamanan jangka panjang yang mengikat secara hukum di Eropa.