Find Us On Social Media :

Didirikan untuk Menghindari Pertikaian Keturunan Prabu Airlangga, Begini Runtuhnya Kerajaan Kediri, Malah Dipicu Rajanya yang Terkenal Sangat Kejam

By Khaerunisa, Selasa, 15 Februari 2022 | 19:15 WIB

Candi Penataran di Blitar, salah satu peninggalan Kerajaan Kediri.

Raja Kertajaya disebut tidak ragu untuk menyiksa para Brahmana yang menolak untuk menyembahnya, bahkan hingga meninggal dunia.

Baca Juga: Rencana Pemindahan Ibu Kota Buyarkan Semuanya, Kereta Api Cepat Jakarta - Bandung Disebut Baru Bisa Menguntungkan Negara 40 Tahun Lagi, Bengkaknya Anggaran Ini Sebabnya

Selama ia memerintah, para Brahmana dan rakyat membencinya. Para pendeta Hindu dan Buddha pun menolak perintah raja itu, karena sepanjang sejarahnya tidak ada Brahmana yang menyembah raja.

Di akhir kekuasaannya, ia dikalahkan oleh Ken Arok dari Tumapel yang sekaligus menandai berahirnya Kerajaan Kediri.

Sumber-suber tertulis tentang Raja Kertajaya didapat dari Kitab Negarakretagama, Prasasti Galunggung (1194), Prasasti Kamulan (1194), Prasasti Palah (1197), Prasasti Biri, dan Prasasti Lawadan (1205).

Serangan Ken Arok terhadap Kediri

Dibenci rakyat hingga ditolak para pendeta, Raja Kertajaya kemudian memilih melarikan diri ke Tumapel guna mencari perlindungan dari Ken Arok.

Hal itu malah menjadi kesempatan bagi Ken Arok untuk menyerang Kediri.

Saat itu, Ken Arok adalah penguasa Tumapel, yang berniat untuk melepaskan diri dari Kerajaan Kediri.

Maka, tidak lama setelahnya, para Brahmana merestui Ken Arok sebagai raja di Tumapel, yang kekusaannya terpisah dari pengaruh Kerajaan Kediri.

Ken Arok memakai gelar Bathara Guru (nama lain Dewa Syiwa) dan segera memimpin pasukkannya, yang didukung oleh para Brahmana, untuk bergerak menyerang ke Kediri.

Baca Juga: Pantas Barat Waspada Setengah Mati, Rupanya Rusia Telah 'Kepung' Ukraina dari Wilayah-wilayah Ini dengan Milter yang Lengkap dan Siap Menyerang

Pertempuran terjadi antara pasukan Tumapel yang dipimpin oleh Ken Arok dan tentara Kediri di bawah pimpinan Mahisa Walungan, adik Raja Kertajaya.

Berlangsung di sebelah utara Ganter, sekitar Malang sekarang, pertempuran itu pun dikenal dengan nama Perang Ganter.

Mengalami kekalahan, Raja Kertajaya memilih melarikan diri.

Di dalam kitab Negarakretagama disebutkan bahwa Kertajaya melarikan diri dan bersembunyi dalam dewalaya (tempat dewa), sedangkan Kitab Pararaton menyebut Raja Kertajaya lenyap ke alam kedewaan dan tidak meninggalkan bekas.

Peristiwa itu mengakhiri masa kekuasaan Kerajaan Kediri, yang wilayahnya kemudian menjadi bawahan Kerajaan Tumapel atau dikenal sebagai Kerajaan Singasari.

Baca Juga: Rusia Tak Bisa Berbohong Lagi, Citra Satelit Bongkar Pasukan Rusia Bergerak Diam-diam ke Posisi Ini, Amerika: Vladimir Putin Bersiap Gempur Ukraina, Waspada!

Baca Juga: Dikerahkan di Belarusia untuk 'Takuti' Ukraina, Inilah Pasukan Elit Rusia Spetsnaz, Miliki Kemampuan Mengerikan Ini Namun Diragukan Barat

(*)