Find Us On Social Media :

Pernah Jadi Penganut Katholik Roma yang Taat, Raja Inggris Henry VIII Malah Justru Buat Sekte Baru Demi Bisa Langgar Aturan Perceraian di Agama Katholik dan Nikahi Enam Wanita Dalam Kesengsaraan

By May N, Selasa, 8 Februari 2022 | 15:24 WIB

Henry VIII dan Anne Boleyn dalam serial The Tudors (BBC, 2007 - 2010) diperankan oleh Jonathan Rhys Meyers dan Natalie Dormer

Intisari - Online.com - Ketika Marthin Luther mengeluh mengenai Gereja Katholik tahun 1517, Raja Henry VIII membalasnya dengan memberi argumen logis kepada pemimpin Reformasi Protestan itu.

Atas hal itu, paus memberikan Henry gelar Fidei Defensor atau Pembela Iman.

Namun tidak lama dari itu bahkan tidak ada 10 tahun lamanya, Henry VIII memutuskan hubungannya dengan Gereja Katholik, menerima peran Pemimpin Agung Gereja Inggris dan membubarkan biara-biara bangsa, menyerap dan mendistribusikan kembali properti besar mereka sesuai keinginannya.

Lantas apa yang membuat Raja Inggris yang dulunya taat dengan ajaran Katholik Roma itu membuka agama baru?

Pernikahan pertama yang gagal

Anti-katholik mulai berkembang di Inggris sejak awal 1520-an, tapi Katholik mendapatkan dukungan cukup besar.

Henry VIII juga tidak ingin memecah gereja, karena ia mendapat dukungan dari gereja dan ia juga terbilang cukup taat.

Namun, pernikahan pertama Henry VIII dengan Catherine dari Aragon telah gagal memberikan keturunan dan pewaris tahta pria.

Baca Juga: Kisah Diane de Poitiers, Wanita Paruh Baya ‘Simpanan’ Raja Henry II dari Prancis yang Lebih dari Sekadar Nyonya Biasa, Merayu Raja Saat Masih Pangeran Berusia 15 Tahun

Baca Juga: Kekejaman Henry VIII, Raja Inggris yang Legalkan Poligami untuk Dirinya Sendiri Sampai Nikahi Enam Wanita Tapi Jadi Kepala Gereja, Salah Satu Istrinya Justru Ia Penggal Karena Perselingkuhan Liar Ini

Henry juga tergila-gila dengan salah satu dayang istrinya, Anne Boleyn, yang mana kakak perempuannya, Mary, sebelumnya adalah kekasih Henry VIII.

Anne juga mendorong agar raja terus menerus memperhatikannya, tapi menolak gagasan menjadi selirnya.

Ia ingin jadi permaisuri.

Akhirnya mengutip History, Henry meminta Paus Clement VII untuk membuat Henry VIII cerai dari Catherine.

Ia berargumen jika pernikahan itu melawan keinginan Tuhan, karena Catherine sebelumnya sudah menikah dengan mendiang saudara Henry, Arthur.

Cukup mudah bagi Henry VIII untuk bisa menceraikan istri pertamanya dan menikahi wanita lain untuk mendapatkan keturunan.

Namun waktunya tidak tepat.

Di tahun yang sama yaitu 1527, pasukan kerajaan dari Kekaisaran Suci Roma menyerang dan menghancurkan Roma sendiri, memaksa Paus Clement VII melarikan diri dari Vatican melalui sebuah terowongan rahasia dan berlindung di Castel Sant'Angelo.

Baca Juga: Kisah Ratu Katherine dari Aragon, Benarkah Istri dan Ratu Henry VIII yang Paling Setia, Hingga Harus Dibuktikan di Pengadilan Istana? Kelakuan Sang Raja Hingga Ubah Agama dan Politik Inggris Selamanya

Baca Juga: Keburu 'Dinodai' Tiga Pria Sebelum Dinikahi Raja, Istri Kelima Henry VIII Ini 'Pasrah' Lihat Kepala para Mantannya 'Dipajang' Istana, Nasib Dirinya Tak Kalah Memilukan

Saat itu, gelar Kaisar Suci Roma dimiliki Raja Charles V dari Spanyol, keponakan Catherine dari Aragon.

Dengan kepausan hampir seluruhnya ada di tangah kekaisaran, Klemens VII cenderung menolak permintaan Henry untuk cerai dari bibi kaisarnya.

Namun ia juga tidak bisa sepenuhnya menolah Henry, sehingga Klemens VII melakukan negosiasi dengan menteri raja, Kardinal Thomas Wolsey, selama beberapa tahun.

Pendeta Thomas Cranmer dan penasihat raja, Thomas Cromwell, membangun kasus meyakinkan jika raja Inggris tidak boleh tunduk pada yurisdiksi Paus.

Henry VIII kemudian menunjuk Cranmer menjadi Uskup Agung Canterbury, dan dengan segera Cranmer mengabulkan perceraian Henry dari Catherine.

Juni 1533, Anne Boleyn dimahkotai sebagai ratu Inggris dalam upacara yang mewah walaupun ia hamil besar.

Sayang, Anne Boleyn melahirkan anak perempuan, sedangkan Henry VIII masih mencari cara apapun untuk memiliki penerus laki-laki dari darahnya sendiri.

Anak Henry VIII dan Anne Boleyn adalah seorang gadis perempuan yang akan menjadi Elizabeth I.

Baca Juga: Sudah Jadi Kaisar di Usia 3 Tahun Tapi Meninggal Sebagai Tukang Kebun, Inilah Henry Pu Yi, Kaisar Terakhir Tiongkok yang Sempat Dijadikan 'Boneka' oleh Jepang

Baca Juga: Temukan Tulang Manusia di Gua Sudah Membatu, Polisi Terkejut Identitasnya Adalah Buronan yang Bersembunyi Selama 100 Tahun, Ini Kejahatannya

Henry VIII kemudian jatuh cinta dengan dayang lainnya, Jane Seymour, pada 1536.

Henry VIII kemudian menggunakan Cromwell lagi untuk merekayasa keyakinannya mengenai perzinahan, inses, dan konspirasi melawan raja yang dibuat Anne Boleyn yang melakukannya.

Akhirnya, Anne Boleyn dieksekusi dan pada Oktober 1537, Jane Seymour melahirkan pewaris laki-laki bernama Henry, yaitu calon Raja Edward VI.

Jane Seymour meninggal karena komplikasi dua minggu kemudian.

Henry VIII sendiri meninggal 10 tahun berikutnya, dan selama sisa hidupnya, pihak evangelis dan konservatif berebut mendapatkan pengaruh.

Akhirnya anaknya memimpin secara singkat dan saat itu penasihat Protestan banyak mendominasi, memperkenalkan Reformasi yang jauh lebih radikal ke dalam Inggris.

Baca Juga: Kepalanya Dipenggal dan Arwahnya Dikabarkan Gentayangan, Begini Kisah Tragis Permaisuri Raja Inggris Anne Boleyn

Baca Juga: Meski Tidak Pernah Membunuh, Namun Wanita Ini Berhasil Membuat 3 Orang Meninggal Secara Tidak Sengaja

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini