Find Us On Social Media :

Begini Kekejaman Hukuman 'Poena Cullei' Zaman Romawi Kuno, Pelaku sampai Dijahit di Dalam Karung Bersama Ular Hidup dan Ditenggelamkan ke Laut

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 4 Februari 2022 | 15:54 WIB

Poena Cullei: Hukuman Terkejam Romawi Kuno

Intisari-Online.com - Peradaban Romawi Kuno dianggap sebagai salah satu peradaban paling kuat dalam sejarah. 

Selama 1.000 peradaban Romawi Kuno diserang namun tak juga runtuh.

Kaisar Romawi Kuno memberlakukan, mengubah, dan menghapus hukum agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta dirinya sendiri.

Jika ada yang melanggar aturan, maka hukuman harus diterima oleh pelaku.

Namun ada satu hukuman yang dinilai paling kejam, yakni poena cullei.

Masyarakat Romawi Menganut Patriarki

Melansir The Vintage News, Roma Kuno pada dasarnya bersifat hierarkis.

Laki-laki tertua dianggap sebagai yang teratas dalam hierarki keluarga.

Baca Juga: Lukisan Vulgar Jadi Bukti Kebejatannya sebagai Kaisar Roma, Inilah Tiberius Caesar Kaisar Roma yang Doyan Jadikan Anak-anak Koleksi Pemuas Nafsunya

 Baca Juga: Inilah Nero Kaisar Romawi dengan Kelainan Seksual Paling Brutal dalam Sejarah, Selingkuhi Ibu Kandung Sendiri, Bunuh Istrinya yang Hamil, Lalu Nikahi Budak Pria yang Dikebiri

Itu berarti dia punya kekuasaan mutlak atas keluarga dekat dan atas kehidupan kerabat besarnya. 

Laki-laki ini memegang kendali atas bisnis, urusan keluarga, dan memberi hukuman kepada anak-anaknya.

Oleh karena itu, pembunuhan massal—pembunuhan ayah seseorang—dianggap sebagai salah satu kejahatan terburuk, sehingga pelakunya bisa dikenai poena cullei.

Asal usul poena cullei masih diperdebatkan.

Namun konsensus umum mengungkap bahwa poena cullei pertama kali muncul dalam History of Rome karya Titus Livy. 

Livy menggambarkan bagaimana Marcus Publicius Malleolus dijahit ke dalam karung dan dibuang ke laut pada 101 SM karena membunuh ibunya.

Selama Kekaisaran Awal, bahkan seekor  ular hidup, anjing, ayam jantan atau monyet ikut dijahit ke dalam karung tersebut.

Di bawah pemerintahan Kaisar Hadrian dari tahun 117 hingga 138, hanya mereka yang membunuh orang tua atau kakek-nenek mereka yang dikenai poena cullei.

Baca Juga: Berumur 2.000 Tahun Lebih, Ditemukan Pemukiman Perdagangan Romawi Kuno yang Terletak 128 Kilometer dari London, Lengkap dengan 300 Koin Romawi dan Artefak Perhiasan Kuno

 Baca Juga: Dari Lakukan Hubungan Terlarang dengan Adiknya Sendiri Hingga Merebut Istri Orang, Inilah Caligula, Kaisar Roma yang Gemar Berpakaian Bak Wanita

Selain penggunaan hewan hidup, hukuman ritual lainnya dilakukan sebelum tersangka dijahit ke dalam karung kulit.

Mereka dipukuli sementara kepala mereka ditutupi dengan tas yang terbuat dari kulit.

Bakiak kayu kemudian diletakkan di atas kaki mereka sebelum dimasukkan ke dalam karung.

Dalam waktu beberapa tahun, hukuman itu mengalami banyak tranformasi dan berubah-ubah.

Poena cullei akhirnya tidak digunakan lagi. Namun diberlakukan kembali di bawah pemerintahan Kaisar Constantine the Great, yang hanya memasukkan ular di dalam karung.

Cakupan tersangka juga diperluas, termasuk mereka yang membunuh anak-anaknya.

Poena cullei akhirnya dihapus sebagai hukuman sekitar 892 dan diganti dengan hukuman lain: dibakar hidup-hidup.

Namun, beberapa sejarawan meragukan kebenaran diberlakukannya hukuman ini dan menilainya hanya sebagai simbol bahwa posisi laki-laki begitu kuat untuk memberi hukuman.

Baca Juga: Berulang Kali Selingkuhi Suaminya yang Seorang Kaisar Romawi, Messalina Akhirnya Mendapatkan Balasan yang Tragis Meski Sudah Meminta Ampun

 Baca Juga: Terkenal dengan Kisah Skandalnya yang Panas, Rupanya Begini Rumitnya Kisah Cinta Ratu Mesir Cleopatra, yang Tergila-gila dengan Kaisar Romawi Penuh Drama dan Intrik Politik

(*)