Find Us On Social Media :

Islam Kembali Dituding Jadi Dalang Holocaust Usai MUI Tolak Museum Holocaust di Sulut, Pertemuan Hitler Ini Pemicunya

By Muflika Nur Fuaddah, Rabu, 2 Februari 2022 | 14:38 WIB

Pemimpin Nazi, Adolf Hitler bersama Mufti Agung Yerusalem, Haji Amin al-Husseini

Intisari-Online.com - Tanggal 27 Januari merupakan hari peringatan internasional untuk menghormati para korban holocaust.

Untuk memperingati peristiwa genosida ini, Duta Besar Jerman untuk RI, Ina Lepel, mengumumkan pembukaan Museum Holocaust Yahudi di Indonesia.

Museum itu dibangun di Minahasa, Sulawesi Utara.

Namun museum Nazi ini ditolak oleh Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Junaidi.

Diwartakan oleh Grid.ID, Selasa (1/2/2022), dia menyatakan pembangunan Museum Holocaust Yahudi di Sulawesi Utara merupakan pelanggaran nyata terhadap konstitusi.

Muhyiddin meminta pemerintah menghancurkan bangunan museum tersebut.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri, Sudarnoto Abdul Hakim juga menyebut hal itu dapat melukai masyarakat Palestina.

Dia mempertanyakan posisi Indonesia sebagai pembela Palestina sejak lampau dan menyatakan bahwa zionisme sama kejamnya dengan Holocaust Nazi.

Baca Juga: Logikanya Sudah Tidak Bisa Dipahami, Membakar Bendera Israel Dilarang Tapi Membunuh Warga Palestina Bukan Masalah di Negara Gila Israel Ini

Baca Juga: Orang-orang Mungkin Lupa, Nyatanya Konflik China dengan Jepang Rugikan Setidaknya Sepuluh Juta Nyawa, Tengok Saja Tahun-tahun Penting Ini, Lebih Mengerikan daripada Nazi Jerman

Sudarnoto menilai pembangunan museum ini bisa membuka momentum bagi para pemain politik di tingkat global maupun di Israel.

Hal ini membuat mereka semakin meyakinkan Indonesia untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

Sementara itu melansir dari Time tahun 2015, Benjamin Netanyahu yang waktu itu menjabat sebagai Perdana Menteri sempat berkata bahwa Holocaust sebenarnya didalangi oleh seorang Mufti Agung Yerusalem, Haji Amin al-Husseini.

Menurut Netanyahu, Al-Husseini yang menyarankan Hitler untuk membunuh orang-orang Yahudi (bukan hanya mengusir mereka).

Pada akhir November 1941, saat Perang Dunia II berlanjut, pasukan Jerman telah mengepung Leningrad dan telah mencapai pinggiran Moskow.

Banyak pengamat di seluruh dunia telah memperkirakan Uni Soviet akan runtuh dan masih belum jelas bahwa Jerman tidak akan mengalahkan Uni Soviet. 

Ketika Hitler dan al-Husseini bertemu, keduanya percaya bahwa Jerman akan menang.

Mereka pun membahas apa yang bisa dilakukan orang Arab untuk mewujudkan kemenangan tersebut.

Baca Juga: ‘Sumber Kepuasan yang Luar Biasa Bagi Saya’ Inilah Adolf Eichmann, Tukang Jagal Orang Yahudi Sekaligus Arsitek Jahat Holocaust Saat Perang Dunia II, Tapi Mudah Disuap dengan Benda Berharga Ini!

Baca Juga: Kisah Ruth Gruber, Jurnalis yang Bantu 1.000 Pengungsi Yahudi Selama Perang Dunia II, Meninggal di Usianya yang ke-105

Al-Husseini memulai percakapan dengan menyatakan bahwa Jerman dan Arab memiliki musuh yang sama: “Inggris, Yahudi, dan Komunis.”

Dia mengusulkan pemberontakan Arab di seluruh Timur Tengah.

Dia juga ingin membentuk legiun Arab, menggunakan tahanan Arab dari Kekaisaran Prancis yang berada di Jerman.

Pada waktu itu pemerintah Jerman sudah menerapkan aturan untuk mengusir orang Yahudi, namun sebenarnya gagasan lain juga telah lama dipikirkannya.

Banyak bukti menunjukkan bahwa keputusan untuk membunuh semua orang Yahudi di Eropa sudah diambil sekitar enam bulan sebelum pertemuan itu.

Implementasi kebijakan tersebut dimulai segera setelah invasi Uni Soviet pada 22 Juni, ketika regu Einsatzgruppen mulai mengumpulkan dan menembak ribuan orang Yahudi.

Al-Husseini jelas datang ke Berlin di tengah permainan ini dan tidak punya cukup kekuatan untuk mempengaruhi keputusan Hitler.

Baca Juga: Dicuri, Batu Nisan Orang Yahudi yang Terbunuh Selama Holocaust Saat Perang Dunia II Ini Digunakan untuk Bangun Pembangkit Listrik di Lithuania, Duh!

Baca Juga: Ketika Kanada, Amerika Serikat, dan Kuba Menolak Pengungsi Yahudi Sebelum Perang Dunia II Hanya Karena Kefanatikan Mematikan Ini

 (*)