Find Us On Social Media :

Terdengar Gila dan Tak Pernah Tercatat Dalam Sejarah Manapun, Ternyata 'Wanita Indonesia' Diduga Pernah Menjajah Wilayah Afrika Ini, Konon Ada Jejak Kerajaan Sriwijaya di Baliknya

By Afif Khoirul M, Jumat, 28 Januari 2022 | 09:32 WIB

(Ilustrasi) Kerajaan Sriwijaya

Intisari-online.com - Kerajaan Sriwijaya memang memiliki pengaruh luas, bahkan diakui oleh India dan China.

Namun, pernahkah Anda membayangkan bahwa Sriwijaya bisa memiliki jangkauan hingga wilayah Afrika.

Kedengarannya gila namun, ada teori yang menyatakan bahwa pulau di Afrika ini pernah dijajah oleh wanita dari Indonesia.

Madagaskar dijajah oleh beberapa lusin wanita Indonesia 1200 tahun yang lalu.

Menurut Syndey Morning Herald para ilmuwan telah menyelidiki salah satu episode paling aneh dalam pengembaraan manusia ini.

Para antropolog terpesona oleh Madagaskar, karena pulau itu tetap jauh dari penaklukan manusia atas planet ini selama ribuan tahun.

Kemudian menjadi pemukiman oleh orang Afrika daratan dan Indonesia, yang lokasinya 8.000 kilometer jauhnya.

Sebuah tim yang dipimpin oleh ahli biologi molekuler Murray Cox dari Universitas Massey Selandia Baru menyelidiki DNA untuk mencari petunjuk untuk menjelaskan teka-teki migrasi.

Baca Juga: Kisruh Sampai Panggil Bala Bantuan dari Negara Lain, Inilah Kerajaan Asia yang Pernah Berseteru Dengan Kerajaan Sriwijaya Sampai Minta Bantuan India Untuk Hancurkan Sriwijaya

Baca Juga: Bukan Karena Angkatan Lautnya yang Kuat, Ternyata Dengan Meminta Bantuan Kelompok Ini Kerajaan Sriwijaya bisa Merajai Lautan Asia Tenggara, Keberadaanya Konon Masih Ada Hingga Kini

Mereka mencari penanda yang diturunkan dalam kromosom melalui garis ibu, dalam sampel DNA yang ditawarkan oleh 266 orang dari tiga kelompok etnis Malagasi.

Dua puluh dua persen sampel memiliki varian lokal dari "motif Polinesia", karakteristik genetik kecil yang ditemukan di antara orang Polinesia, tetapi jarang di Indonesia bagian barat.

Dalam satu kelompok etnis Malagasi, satu dari dua sampel memiliki penanda ini.

Jika sampelnya benar, sekitar 30 perempuan Indonesia mendirikan populasi Malagasi.

"Dengan kontribusi biologis yang jauh lebih kecil, tetapi sama pentingnya dari Afrika," kata Murray Cox.

Penelitian difokuskan pada DNA mitokondria yang hanya ditularkan melalui ibu, sehingga tidak menutup kemungkinan pria Indonesia juga datang bersama wanita pertama.

Baca Juga: Alasan Mengapa Kerajaan Sriwijaya Disebut sebagai Kerajaan Maritim

Baca Juga: Misteri Harta Karunnya Perlahan-lahan Mulai Terlihat, Emas Berserakan di Sungai Musi, Siapa Sangka Masih Ada Pulau Emas yang Disembunyikan Sriwijaya, Konon Dijaga Puluhan Ular

Simulasi komputer menunjukkan penyelesaian dimulai sekitar AD 830, sekitar waktu jaringan perdagangan Indonesia diperluas di bawah Kerajaan Sriwijaya Sumatera.

Penyelidikan menunjukkan kontribusi lain dari Asia Tenggara.

Secara linguistik, penduduk Madagaskar berbicara dengan dialek bahasa yang jika ditelusuri asal-usulnya ke Indonesia.

Sebagian besar leksikon berasal dari Ma'anyan, bahasa yang digunakan di sepanjang lembah Sungai Barito di Kalimantan tenggara, daerah pedalaman yang terpencil, dengan segelintir kata dari bahasa Jawa, Melayu atau Sansekerta.

Bukti lain dari pemukiman awal Indonesia datang dalam penemuan perahu cadik, peralatan besi, alat musik seperti gambang dan ''perlengkapan makanan tropis'', penanaman padi, pisang, ubi jalar dan talas yang dibawa dari seberang lautan.

Tapi, bagaimana 30 wanita itu menyeberangi Samudra Hindia ke Madagaskar adalah sebuah pertanyaan besar.

Baca Juga: Heboh Saat Harta Karunnya Mulai Bertebaran di Sungai Musi, Terkuak Kemasyuran Kerajaan Sriwijaya Ternyata Begitu Melegenda Hingga ke Mancanegara, Pulau Emas Bukan Apa-apa!

Baca Juga: Kisah Kerajaan Sriwijaya Bikin Geram Kerajaan India Sampai Menyebabkan Peperangan, Penyebabnya Cuma Perkara Hubungan Sriwijaya dan China Ini

Satu teori mengatakan bahwa mereka datang dengan kapal dagang, meskipun tidak ada bukti yang ditemukan bahwa perempuan naik kapal dagang jarak jauh di Indonesia.

Gagasan lain adalah bahwa Madagaskar ditetapkan sebagai koloni perdagangan formal.

Atau mungkin sebagai pusat ad hoc bagi para pengungsi yang telah kehilangan tanah dan kekuasaan selama ekspansi Kerajaan Sriwijaya.

Namun hipotesis ketiga, dan lebih berani, adalah bahwa para wanita itu berada di kapal yang melakukan perjalanan samudera secara tidak sengaja.

Gagasan itu didukung oleh simulasi pelayaran menggunakan arus laut dan pola cuaca musim, kata tim Cox.