Lambrecht juga mengatakan pemerintah Jerman akan melakukan segala daya untuk meredakan krisis dengan Rusia, namun transfer senjata ke Ukraina bukanlah pilihan.
“Pengiriman senjata tidak akan membantu saat ini, karena itu adalah konsensus di pemerintah federal,” katanya.
Ukraina sendiri meminta bantuan pertahanan dari Jerman, dengan mengatakan “sangat membutuhkan 100.000 helm dan rompi pelindung bagi para sukarelawan yang baru saja mendaftar ke militer untuk membela tanah air mereka besama dengan angkatan bersenjata.”
Itu diucapkan Duta Besar Ukraina untuk Jerman, Andrij Melnyk, lewat surat kabar Handelsblatt (22/1/2022).
Menurut Melnyk, keseriusan situasi menuntut pemikiran ulang segera dan perubahan arah dari pemerintah koalisi Jerman mengenai masalah pengiriman senjata ke Ukraina.
Sementara, pengiriman pertama paket dukungan keamanan AS senilai $200 juta (sekitar Rp2,8 triliun) untuk Ukraina tiba di Kyiv pada Sabtu (22/1/2022), menurut kedutaan AS, melansir Aljazeera.
Negara-negara Baltik seperti Estonia, Lativia, dan Lithuania, akan mengirimkan rudal anti-tank dan anti-pesawat buatan AS ke Ukraina.
Rusia, menggambarkan bahwa pasokan senjata Barat ke Ukraina sebagai sangat berbahaya, dan dianggap langkah itu tidak akan mengurangi ketegangan.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari