Find Us On Social Media :

Bak Masih Trauma Pernah Dibikin Melempem oleh Uni Soviet, Jerman Pilih Gelontorkan Rp86 Triliun untuk Bantu Ukraina Lewat Ini Dibanding Harus Suplai Senjata

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 25 Januari 2022 | 11:15 WIB

Situasi Asli di Perbatasan Ukraina-Rusia

Intisari-Online.com – Dalam operasi Barbarossa, ketika tentara Jerman menginvasi Uni Soviet pada Perang Dunia II, Jerman mengirim 3 juta tentaranya.

Operasi Barbarossa yang dimulai tanggal 22 Juni 1941, juga dikirimlah oleh Jerman 19 divisi panser, 3.000 tank, 2.500 pesawat tempur, 600.000 unit kendaraan bermotor, 700.000 ekor kuda, dan 7.000 artileri untuk menyerang Uni Soviet.

Jerman sempat mengungguli Uni Soviet dalam operasi Barbarossa ini.

Tetapi ketika musim dingin tiba, Jerman pun berhasil dipukul mundur oleh Uni Soviet akibat mereka tidak siap menghadapi musim dingin di Uni Soviet.

Seperti masih trauma karena pernah dibikin melempem oleh Uni Soviet saat Perang Dunia II dalam Operasi Barbarossa, kini Jerman memilih hal yang lain untuk membantu Ukraina.

Jerman berencana mengirim fasilitas medis lapangan ke Ukraina, tetapi menolak mengirimkan senjata meskipun ada kekhawatiran akan invasi Rusia.

Di bulan Februari nanti akan ada sebuah rumah sakit lapangan yang lengkap, termasuk pelatihan yang diperlukan.

Untuk itu semuanya dibiayai bersama oleh Jerman sebesar 5,3 juta euro atau $6 miliar (atau sekitar Rp86 triliun).

Baca Juga: Kian Panas, Amerika Kerahkan 8.500 Tentara Untuk Gempur Rusia, Siap Lakukan Serangan Cepat, Seisi Eropa Langsung Bersatu Membantu!

 Baca Juga: Sinyal Perang Rusia-Ukraina Bak Makin Jelas, Amerika Berencana Kirimkan 5.000 Tentaranya ke Eropa Timur untuk Melawan Rusia

Demikian Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan kepada surat kabar Die Welt edisi Minggu.

Menurut Lambrecht, Jerman telah memasok respirator dan merawat tentara Ukraina yang terluka parah di rumah sakit militernya selama bertahun-tahun.