Penulis
Intisari-Online.com – Kerajaan Kutai Martadipura merupakan kerajaan bercorak Hindu di Nusantara , dengan bukti sejarah tertua bukti keberadaan kerajaan ini berupa prasasti Yupa.
Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, tepatnya di hulu Sungai Mahakam, yang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Melansir iPusnas dari tulisan Kebudayaan dan Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia karya Anton Dwi Laksono, Kerajaan Kutai Martadipura ini berdiri sejak abad ke-4 Masehi.
Raja pertama Kerajaan Kutai adalah Kudungga, yang diduga sebagai seorang kepala suku yang akhirnya mengubah sistem politik setelah ajaran Hindu-Buddha masuk ke daerah tersebut.
Dari kisah yang tertulis di Prasasti Yupa, Kerajaan Kutai meraih puncak kejayaan di bawah pimpinan Maharaja Mulawarman, yang naik takhta menggantikan sang ayah, Raja Aswawarman.
Mulawarman berhasil memperluas wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai, yang disebut-sebut hampir menguasai seluruh bagian Pulau Kalimantan.
Selama masa kekuasaan Mulawarman disebut juga bahwa penduduknya hidup dengan tenteram dan sejahtera, dengan lokasi kerajaan yang strategis yang menunjang perkembangan Kutai secara pesat.
Kerajaan Kutai ini terletak di jalur perdagangan antara China dan India, oleh karena itu perniagaan menjadi bagain yang tak terpisahkan dari kehidupan ekonomi masyarakat selain pertanian.
Namun, kejayaan Kutai ini berakhir pada masa kekuasaan Maharaja Dharma Setia, yang tewas pada 1365 di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa.
Maka dengan tewasnya Dharma Setia, Kerajaan Kutai Martadipura ini pun runtuh dan dikuasai oleh Kutai Kartanegara.
Di dalam kitab Negarakertagama, kerajaan ini kemudian berubah menjadi kerajaan Islam.
Dan sejak tahun 1735 Raja Kutai Kartanegara berubah gelar menjadi sultan, dan kerajaan pun berubah menjadi kesultanan.
Peninggalan dari Kerajaan Kutai Martadipura ini hingga kini masih dapat dijumpai di Museum Mulawarman, yang terletak di Kota Tenggarong, Kalimantan Timur.
Beberapa peninggalan sejarah Kerajaan Kutai Martadipura yang ditemukan dan dapat kita lihat hingga kini, antara lain:
- Prasasti Yupa yang merupakan jejak sejarah Kerajaan Kutai tertua yang bisa dijumpai, prasasti berjumpah 7 buah ini merupakan bukti terkuat berdirinya kerajaan Hindu di Kalimantan.
- Kalung Uncal yang merupakan seuntai kalung emas dengan berat 170 gram, dihiasi sebuah linontin yang bertahtakan ukiran cerita Ramayana. Diduga benda ini adalah salah satu atribut yang digunakan oleh Sultan Kutai Kartanegara setelah Kurai Martadipura ditaklukkan.
- Kura-kura emas adalah benda peninggalan Kerajaan Kutai yang cukup unik, dipercaya sebagai persembahan dari pangeran kerajaan China yang mempersunting putri Kerajaan Kutai.
- Tali Juwira, peninggalan Kerajaan Kutai yang adalah simbol 7 muara dan 3 anak sungai di Sungai Mahakam.
- Keris Bukit adalah keris yang digunakan oleh Permaisuri Aji Putri Karang Melenu.
- Kelambu Kuning, peninggalan kerajaan yang dipercaya masyarakat setempat memiliki kekuatan magis, karena dapat menangkal tuah atau bala.
- Singgasasana Sultan yang tetap terjaga baik.
- Meriam Kerajaan Kutai.
- Ketopong Sultan merupakan mahkota Sultan Kerajaan Kutai yang disimpan di Museum Nasional Jakarta, dengan berat mencapai 1,98 kilogram dan ditemukan di daerah muara kaman pada tahun 1890.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari