Find Us On Social Media :

Dibangun Sebagai Akibat dari Kejatuhan Kerajaan Majapahit, Inilah Kerajaan Buleleng, yang Berdiri Setelah Dewa Agung Ketut, Penguasa Bali dan Lombok Membagi Kerajaannya

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 21 Januari 2022 | 14:30 WIB

Puri Agung Singaraja, tempat kediaman raja-raja Buleleng.

Intisari-Online.com – Merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu di Bali, Kerajaan Buleleng terletak di Singaraja ini berdiri pada sekitar pertengahan abad ke-17.

Kerajaan ini dibangun oleh I Gusti Anglurah Panji Sakti dari Wangsa Kepakisan dengan menyatukan seluruh wilayah Bali Utara yang sebelumnya dikenal dengan nama Den Bukit.

Namun, pada tahun 1849, Kerajaan ini akhirnya jatuh ke tangan pemerintahan kolonial Belanda.

I Gusti Anglurah Panji Sakti, yang ketika kecil bernama I Gusti Gede Pasekan, merupakan putra I Gusti Ngurah Jelantik dari seorang selir bernama Si Luh Pasek Goblek, yang berasal dari Desa Panji wilayah Den Bukit.

Sejak lahir, I Gusti Panji memiliki kekuatan supra natural, sehingga dikhawatirkan dia kelak akan menyisihkan putra mahkota.

Maka, dengan cara halus I Gusti Panji yang masih berusia 12 tahun disingkirkan ke Den Bukit, desa asal ibunya, Desa Panji.

I Gusti Panji kemudian menguasai wilayah Den Bukit dan menyatukan wilayah-wilayah di sekitarnya, lalu menjadikannya Kerajaan Buleleng, dia pun dinobatkan menjadi raja pada tahun 1660.

Kerajaan Buleleng mengalami perkembangan pesat, bahkan pengaruhnya pernah meluas sampai ke ujung timur pulau Jawa, yaitu Blambangan.

Baca Juga: Lebih Beken Disebut Kerajaan Pajajaran, Pecahan dari Kerajaan Tarumanegara, Inilah Kerajaan Sunda dan Galuh, Dua Kerajaan di Jawa Barat yang Berbeda dengan Kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur

 Baca Juga: Dibentuk Setelah Runtuhnya Kerajaan Majapahit, Inilah Kerajaan Karangasem, yang Berdiri Setelah Penguasa Bali dan Lombok Membagi Kerajaannya Jadi Sembilan

Tidak hanya itu, Kerajaan Buleleng memiliki bandar dagang yang ramai karena terletak di dekat pantai.

Kerajaan Buleleng juga berperan sebagai penyalur pasokan hasil bumi dari para saudagar Bali ke berbagai daerah.