Mulai dari Kucing Hingga Kuda Jantan Penarik Kereta, Inilah Hewan-hewan yang Dianggap Suci di Mesir Kuno, Bahkan Diratapi Kematiannya Bak Seorang Manusia

K. Tatik Wardayati

Penulis

Hewan yang disucikan oleh orang Mesir Kuno.

Intisari-Online.com – Orang Mesir Kuno sangat menjunjung tinggi hewan, baik hewan peliharaan maupun hewan liar.

Hewan-hewan itu sangat penting bagi masyarakat Mesir, mulai dari mumi kucing hingga kuda jantan penarik kereta.

Ada beberapa simbol yang mendefinisikan tempat spektakuler Mesir Kuno dalam sejarah.

Peradaban Mesir Kuno dikenang untuk piramida, Sphinx, hieroglif, firaun, dan keyakinan akhirat yang berbeda.

Elemen abadi lainnya dari Mesir Kuno adalah peran yang dimainkan oleh hewan suci.

Mulai dari hewan peliharaan rumah tangga hingga tokoh keramat, hewan, baik jinak maupun liar, memainkan peran utama dalam evolusi peradaban dari pemukiman kecil di tepi Sungai Nil, menjadi kerajaan yang luas.

Seperti di zaman modern ini, kucing dan anjing adalah penghuni populer dalam rumah tangga Mesir Kuno.

Banyak keluarga memiliki anjing sebagai hewan peliharaan, tak jarang anjing juga dilatih sebagai anjing penjaga untuk menemani para kelompok berburu.

Baca Juga: Piramida Bengkok Sneferu Terjadi Karena Perubahan Desain dalam Struktur Saat Pembangunan, Benarkah Karena Kematian Firaun Mesir Itu Sudah Dekat Hingga Buru-buru Diselesaikan?

Baca Juga: Tersembunyi di Bawah Topeng Emas, Tutupi Kepala dan Bahu Mumi, Inilah Mahkota Emas Tutankhamun, Dirancang untuk Mengamankan Wig Raja Saat Upacara dan Melindungi Dahinya di Akhirat

Diperkirakan bahwa anjing Mesir adalah nenek moyang dari basenji, anjing greyhound dan mastiff saat ini, dan prasasti kuno dan hieroglif telah memasukkan nama anjing seperti 'Brave One' dan 'Reliable'.

Sedangkan kucing, sedikit berbeda, di mana orang Mesir Kuno percaya bahwa kucing mengawasi rumah dan dilihat sebagai penjaga spiritual daripada hewan peliharaan.

Kucing juga sangat membantu karena memangsa tikus dan burung, serta bersama musang, digunakan untuk menjaga lumbung dan gudang bebas dari hama.

Maka, menjadi ilegal untuk mengekspor kucing keluar kerajaan, bahkan dalam pemerintahan dibuat untuk menghentikan penyelundupannya.

Lalu, membunuh kucing merupakan kejahatan dan siapa pun yang ditemukan melakukannya bisa dihukum berat di depan publik.

Kematian seekor kucing diratapi dengan cara yang sama seperti manusia dan keluarga pemilik kucing yang mati akan mencukur alis mereka sebagai tanda penghormatan.

Lebih jauh, pemilik anjing meratapi kehilangan mereka dengan mencukur seluruh tubuh mereka.

Kucing bukan satu-satunya hewan suci, kumbang scarab dianggap sama dihormatinya dengan kucing, demikian juga burung pemangsa seperti elang.

Baca Juga: Berusia Lebih dari 2.000 Tahun Ditemukan Janin Mumi Mesir Kuno, Diawetkan Karena Proses Pembusukan yang Tidak Biasa, Benarkah untuk Pengorbanan yang Bersifat Agamis?

Baca Juga: Menjadi Hal yang Biasa Disajikan dalam Setiap Festival, Begini Cara Orang Mesir Kuno Menemukan Label Minuman Anggur Mereka

Bahkan beberapa spesies ikan dianggap keramat dan tidak boleh dimakan oleh firaun dan bangsawan karena alasan agama.

Ikan mas dan lele dimakan dalam jumlah tinggi tetapi terutama oleh kelas bawah.

Selain untuk tujuan spiritual, hewan dijinakkan juga untuk memudahkan kehidupan sehari-hari, terutama dalam industri, seperti pertanian dan irigasi yang dilakukan oleh peradaban Mesir kuno.

Maka, keledai dipelihara di peternakan sebagai hewan pekerja untuk menarik bajak dan menabur benih.

Sapi dipelihara untuk diambil daging dan susunya, yang merupakan bagian utama perekonomian, yang dikenakan pajak atas kepemilikannya.

Hewan seperti kambing, domba, babi, dan bebek juga dimakan dan digunakan lemak, kulit dan wol, tetapi ayam tidak dipelihara sampai zaman Kerajaan Baru.

Monyet dipelihara oleh beberapa rumah tangga dan dilatih untuk mengambil atau mencuri barang-barang orang lain.

Pernah mencoba menjinakkan hyena, petani mesir pun mengetahui bahwa binatang buas itu tidak dapat dijinakkan seperti halnya anjing.

Baca Juga: Misteri Kalung Matahari Tutankhamun, Ditemukan dalam Peti Mati, Liontin Dada Emas dengan Tatah Peristiwa Sehari-hari, Tapi Tanpa Gambar Binatang Ini yang Dihilangkan, Kenapa?

Baca Juga: Pantas Saja Banyak Digunakan Para Firaun Mesir, Jimat dengan Desain Serangga Kumbang dan Kotorannya Ini Punya Makna Tersendiri bagi Ritual di Mesir Kuno

Penggunaan hewan pun bervariasi antar daerah, misalnya, lebah dipelihara di Mesir Hilir, dan serangga menjadi simbol dari bagian kerajaan ini.

Madu menjadi komoditas yang digunakan untuk makanan serta rias wajah dan obat-obatan, lalu lilin lebah digunakan untuk membantu mumifikasi dan sangat dicari.

Ketika seekor hewan dibunuh, maka orang Mesir memastikan bahwa hampir tidak ada yang terbuang dengan daging, susu, kulit, lemak, tanduk, dan bahkan kotoran yang semuanya memiliki tujuan.

Afrika Utara adalah rumah bagi banyak hewan liar serta yang dijinakkan oleh orang Mesir.

Serigala dan ular seperti asp adalah simbol populer Mesir Kuno sementara kijang diburu untuk diambil dagingnya.

Hewan berbahaya seperti singa, buaya, dan kuda nil kadang-kadang bersentuhan dengan manusia dan Sungai Nil adalah rumah bagi satwa liar di tepi pantai seperti burung, amfibi, dan serangga.

Sungai Nil sangat penting bagi cara hidup orang Mesir dan buaya yang mematikan serta kuda nil yang agresif merupakan ancaman besar untuk melintasi jalur air tersebut, oleh karenanya kedua hewan itu sangat dihormati.

Bagi firaun, singa dan banteng mewakili kekuatan mereka.

Baca Juga: Memperingati 100 Tahun Penemuan Makam Firaun Tutankhamun, Dibuka Pameran Permata pada Masa Mesir Kuno, Salah Satunya Perhiasan dari Kumbang Scarab yang Sangat Dipuja

Baca Juga: Tahukah Anda Kalau Ratu Ankhesenamun, Istri Firaun Tutankhamun Itu Adalah Saudara Perempuan Sang Raja Sendiri? Bagaimana dengan Keturunan Mereka Karena Pernikahan Inses Ini?

Gambar banteng dengan kejam menginjak-injak orang lain, atau singa yang berhasil berburu mangsanya melambangkan kekuatan penguasa dan kerajaan yang mereka kuasai.

Hewan juga digunakan dalam peperangan, bak mesin perang Mesir Kuno yang didominasi pertempuran berbasis kereta.

Dengan didukung satu atau lebih kuda dari pemukiman yang ditaklukkan tentara Mesir menggunakan busur, pedang, dan tombak dari atas kereta menebas dan menginjak-injak pasukan musuh.

Kereta dengan dukungan kuda menjadi unit pasukan paling kuat di medan perang sebelum masuk kavaleri.

Kuda awalnya tidak asli Afrika Utara dan hanya tiba di Mesir setelah perbatasannya diperluas di bawah Kerajaan Baru.

Tidak seperti perang Yunani dan Romawi Kuno, kuda sangat jarang ditunggangi dan hanya orang kaya yang mampu membeli kuda mereka sendiri.

Keledai dan bagal digunakan untuk mengangkut peralatan dan perbekalan baik dalam perang maupun damai saat mengerjakan tanah.

Hewan yang memainkan peran utama dalam tradisi kematian, seperti halnya manusia, sering kali dijadikan mumi, karena orang Mesir Kuno percaya pada kehidupan setelah kematian, maka siapa pun yang meninggal ingin harta benda dibawa serta, termasuk hewan peliharaan.

Baca Juga: Dengan Desain Salib Simetris, Inilah Makam Ahmose, Putra Ebana yang Ditemukan di Pekuburan El-Kab, Pernah Dianugerahi 'Emas Keberanian' dari Firaun Sebanyak Dua Kali

Baca Juga: Piramida Abu Rawash yang Hilang, Dibangun Sebagai Pemakaman Penerus Firaun Khufu, yang Menyandang Gelar Pertama Putra Ra, Dewa Matahari

Termasuk hewan sebesar sapi yang dikorbankan, dimumikan, dan dimasukkan ke dalam kubur, dengan harapan, mereka akan sekali lagi menemani mantan pemiliknya.

Tidak hanya dibunuh untuk mengantar pemiliknya ke alam baka, hewan juga dianggap menjadi makanan mereka dalam perjalanan ke Duat, alam kematian.

Yang ini biasanya ikan atau unggas, keduanya dimumikan dengan hati-hati sehingga terawetkan dengan benar.

Pengorbanan ini terjadi umum sehingga setiap tahun selama 31 tahun pemerintahan Ramses III, sebanyak 16.000 ekor sapi dan 22.000 angsa dikorbankan, sesuai dengan dewa mereka.

Misalnya, anjing diberikan sebagai persembahan kepada Anubis berkepala serigala, tetapi kucing adalah pengecualian dan tidak pernah dibunuh untuk kepentingan para dewa.

Lebih dari 8 juta kerangka anjing dan 500.000 mumi ibis telah ditemukan oleh para arkeolog di katakombe situs pemakaman Saqqara.

Banyak dewa Mesir diyakini dalam gambar hewan asli Mesir dan bertindak sebagai perwakilan mereka dalam kehidupan sehari-hari, misalnya Bast memiliki kepala kucing dan Sobek memiliki kepala buaya.

Angsa, yang merupakan salah satu simbol dewa Bumi, Geb, diberikan kebebasan berlari ke rumah dan taman untuk memastikan bahwa dewa itu bahagia.

Pentingnya hewan bagi orang Mesir Kuno masih dapat dilihat pada hieroglif dan patung.

Baca Juga: Sungguh Indah! Topeng Mumi Tutankhamun Terbuat dari Emas dan Beragam Batu Mulia, Apa Sebenarnya yang Diwakili oleh Topeng Kematian Firaun Mesir Kuno Itu?

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait