Find Us On Social Media :

Gunakan Kulit Pohon yang Dikeringkan Lalu Diikat dengan Tali Pada Ujung Alat Kelamin, Beginilah Hidup Suku Bauzi yang Terasing di Kawasan Mamberamo Papua, Ibu Hamil dan Menyusui Suku Ini Sering Anemia

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 19 Januari 2022 | 14:25 WIB

Suku Bazui, suku terasing di Tanah Papua.

Sementara, para wanita mengenakan selembar daun atau kulit kayu yang diikat dengan tali di pinggang untuk menutupi auratnya.

Namun, pada acara adat dan penyambutan tamu, kaum prianya mengenakan hiasan di kepala dari bulu kasuari dan mengoles tubuh dengan air sagu.

Suku ini hidup pada taraf meramu, berburu, dan semi nomaden atau berpindah-pindah, karenanya mereka membuat sejumlah peralatan seperti panah, tombak, parang, pisau belati, dan lain-lain untuk berburu.

Binatang hutan yang menjadi buruan mereka adalah babi, kasuari, kus-kus, dan burung, yang dimasak dengan cara dibakar atau bakar batu.

Suku Bauzi menokok sagu sebagai makanan pokok dan menanam umbi-umbian, sayangnya jarang mengonsumsi sayur-sayuran.

Tak heran, bila anak-anak, ibu  hamil, dan ibu menyusui suku Bauzi sering mengalami gejala kurang gizi dan anemia.

Tetapi, walaupun terbatas, mereka memiliki pengetahuan mengenai cara pengobatan alami dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan hutan (etno-medicine).

Baca Juga: Tidak Makan Ikan Sebanyak Orang Jepang, Suku Ryukyu Sangat Tekankan Pemujaan Leluhur, Jalin Hubungan Baik dengan China Selama Dinasti Ming, Beladiri Terkenal Lahir dari Suku Ini

 Baca Juga: Sesajennya Diduga Ditendang Seorang Pria, Suku Tengger Ternyata Punya Statistik Kriminalitas Tak Biasa, Hanya Dimiliki Keturunan Terakhir Majapahit

Dengan membangun bifak di pinggiran sungai dan hutan, mereka membantu proses perburuan, meramu, atau berkebun, dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan makanan dan kenyamanan suatu wilayah.

Sayangnya, mereka tidak mengenal cara bercocok tanam yang baik, maka dengan bantuan misionaris, mereka mulai sedikit mengenal cara-cara berkebun.