Intisari-Online.com - KekuatanKopassus sudah diakui hingga ke mancanegara.
Ini karena sebagai salah satu pasukan khususIndonesia, tentu sajaKopassus sering menjalani misi-misi khusus.
Tak jarang, misi-misi itu sulit luar biasa.
Baca Juga: 150 Anggota KKB Papua Bersatu, Benarkah Takut Diburu Kopassus?
Namun pernah suatu ketika prajutiKopassus ketakutan.
Itu semua bermulaketika prajuritKopassus sedang menjalankan misi untuk menemukanjasad dari mendiang Michael ClarkRockefeller.
Michael ClarkRockefeller merupakan anak kelima dari Gubernur New York dan calon wakil Presiden Amerika Serikat (AS) NelsonRockefeller.
KononMichael ClarkRockefeller hilang dan dimakan sukuyang tinggal di hutan belantara Papua Nugini.
Memang pada tahun 1960-an, daerah hutan Papua masih belum terjamah sama sekali.
Ini karena sebuah kaki yangmasihmemakai sepatu ditemukan di sekitar daerah itu.
Dari sepatu itulah, dikenali bahwa itu adalah bagian dari jasad mendiangRockefeller.
Oleh karenanya, diterjunkan pasukan khusus untuk mencarinya.
Mereka adalah7 prajurit Kopassus, 5 anggota Kodam XVII Cenderawasih Papua, dan beberapa orang dari AS dan Indonesia, termasuk tiga warga asing yang juga kru televisi NBC.
Dalam misi pencarian itu, merekamelaksanakan ekspedisi ke Lembah X yang berlokasi di lereng utara gunung Jayawijaya.
Semua anggota militer mengenakan seragam militer lengkap. Membawa senapan serbu AK-47, pistol, parang, tali, dan alat-alat lainnya.
Dengan perasaan berdebar-debar, seluruh prajurit turun melalui udara.
Semuanya tim mendarat dengan selamat.
Akan tetapi mereka semua langsung dihadang oleh anggota suka yang memakai koteka.
Tak hanya itu, mereka jugamengacungkan tombak, panah, dan kapak batu.
Lettu Sintong yang ikut dalam misi refleks memindahkan senapan AK-47 di bahu ke posisi di depan dada serta mengokangnya.
Baru disitulah dia sadar bahwa senapan AK-47nya tidak memiliki peluru. Mungkinjatuh saat mereka terjun.
Saat sedang berpikir bagaimana cara melawan para warga sukuyang masih memandang anggota militer dengan curiga, tiba-tiba dia melihat sesuatu di antara para warga suku.
Rupanya itu adalahmajalah tempat peluru!
Majalah tempat peluru itujatuh berada di antara warga suku.
Yang membuatnya tertegun adalahmajalah tempat peluru itu ditendang-tendang oleh seorang pemuda yang mungkin tidak tahu apa isinya.
Lalu di luar dugaan, pemuda itu malahmengambil majalah dan memberikannya kepada Sintong.
Rupanya itulah tanda bahwawarga suku itu ingin bersahabat dengan para prajurit.
Karena merasa keadaan aman,Lettu Sintong membiarkansejumlah warga suku menyentuhnya.
Mungkin ingin mereka merasakan bahwa para prajurit yang terjun dari langit itu sama-sama manusia seperti mereka.
Meskipun masih diliputi kewaspadaan takut diserang, rupanya kedua kubu bisa berhubungan baik.
Terkadang mereka tidak mengeri apa yang para suku ucapkan. Tapi timekspedisi berusaha semaksimal mungkin.
Pada akhir Desember 1969, setelah mengalami sejumlah musibah, seluruhtim ekspedisi bisa pulang selamat.
EkspesidiLembah X juga terbilang sukses.