Penulis
Intisari - Online.com -Agenda pemerintah Indonesia untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta menuju pulau Kalimantan sudah akan terlaksana.
Ibu kota baru nantinya akan diberi nama 'Nusantara'.
Calon ibu kota ini sendiri akan berada di Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, nama Nusantara dipilih karena istilah tersebut sudah dikenal sejak lama dan ikonik di dunia internasional.
"Alasannya adalah Nusantara sudah dikenal sejak dulu, dan ikonik di internasional, mudah dan menggambarkan kenusantaraan kita semua, Republik Indonesia," katanya dalam rapat Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) dengan pemerintah di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (17/1/2022).
Pemindahan ibu kota sudah banyak dilakukan negara lain.
Yang paling terbaru adalah di Myanmar, yang memindahkan ibu kota dari Yangon menuju Naypyidaw.
Namun pemindahan ini justru menghadirkan kota hantu yang mengerikan di Myanmar.
Melansir The Wire, Naypyidaw dikembangkan menjadi ibu kota Myanmar sejak 2005 oleh Jenderal Than Shwe, pemimpin militer Myanmar dan pemimpin junta militer Myanmar yang dulu memimpin Myanmar.
Kota itu terletak sekitar 320 km dari Yangon, atau Rangoon, ibu kota lama.
Naypyidaw berarti 'ibu kota kerajaan' justru menjadi kota mengerikan.
Kota itu menjadi kota besar yang kosong.
Bahkan karena kosongnya kota itu, Naypyidaw sering disebut sebagai kota hantu, julukan yang muncul karena auranya yang tidak tertahankan.
Jalan 20 jalur di dekat gedung parlemen negara tidak memiliki lalu lintas ataupun pejalan kaki.
Kengerian ini membuat banyak pelancong yang pergi ke sana tidak tahan dengan suasana sepinya, tapi membuat ibu kota junta militer itu terasa unik.
Naypyidaw memiliki semua infastruktur sebuah kota, kecuali warga yang menghuninya.
Para penduduk yang tinggal di kota itu hanyalah para birokrat dan pembersih kota.
Padahal, ukuran kota sangatlah besar yaitu 7.054 kilometer persegi, yang jika dibandingkan dengan ukuran Jakarta sebesar 10,5 kali lebih besar.
Jakarta memiliki luasan lahan 661,5 kilometer persegi.
Luasan Naypyidaw sendiri dibandingkan dengan ibu kota baru sebesar 2,75 kali lipat luasan ibu kota baru.
Than Shwe telah merencanakan kota itu menjadi kota metropolitan di masa depan, tapi ia mengabaikan kota-kota di sekitar Naypyidaw yang masih menderita infrastruktur jelek dan kemiskinan.
Diperkirakan dana sebesar USD 4 miliar dihabiskan untuk "proyek impian" jenderal itu.
Myanmar berada di bawah aturan militer dari 1962 sampai 2015, ketika pemilihan semi-demokrasi dilaksanakan, membawa pemerintahan sipil yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi menyusun pemerintahan baru.
Proyek urbanisasi dimunculkan tahun 2001, ketika semak-semak yang mengisi lahan besar kosong segera dipangkas.
Sebuah kota dengan beberapa bangunan dan hotal muncul di tempat itu.
Sejarawan dan penulis Thant Myint-U dalam bukunya The River of Lost Footsteps merujuk kepada Naypyidaw sebagai sebuah "proyek buang-buang" yang menuntun kepada "kekeringan besar-besaran sumber daya publik."
Wilayah pusat kota yang terisi pusat-pusat perbelanjaan dan restoran memiliki beberapa keramaian.
Mall seperti Junction Centre menyaksikan kerumunan besar di akhir pekan.
Produk China dan Korea mengisi rak-rak tempat dagangan dijual, menjual produk palsu desainer dengan harga terjangkau.
Pegawai sipil dan pemerintah turun selama akhir pekan untuk mengunjungi pasar-pasar dan restoran.
Akibat diktator militer, ekonomi Myanmar semakin buruk saat kekuatan hanya berada di tangan Tatmadaw (militer Myanmar).
Setelah pemilihan tahun 2015, beberapa reformasi dilaksanakan meskipun sangat lambat.
Namun gangguan junta terus menerus memperburuk ekonomi.
Peringkat Myanmar ada di urutan ke-130 dalam daftar negara korupsi dari 180 negara yang disurvei.
Baca Juga: Gerakan Menuju Smart City 2021 Difokuskan pada Destinasi Pariwisata Prioritas, Ini Alasannya
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini