Ngamuk Tak Terima Negaranya Memiliki Hubungan dengan China, Rakyat di Negara Kecil Ini Mencak-Mencak Minta Perdana Menterinya Turun, Bahkan Nekat Membakar Ibu Kota

Afif Khoirul M

Penulis

Aksi pembakaran terjadi setelah negara ini memutuskan berhubungan dengan China.

Intisari-online.com - China dikenal sebagai negara yang gemar memberikan utang ke sana-sini.

Banyak negara kecil sudah jatuh ke dalam rayuan utang China bahkan, Indonesia pun juga memiliki utang dengan nilai tak sedikit ke China.

Meski demikian, ternyata ada beberapa negara yang rakyatnya menolak kerja sama dari China.

Bahkan mereka melakukan aksi protes besar-besaran demi menolak hubungan dari China.

Baca Juga: Sama-sama Benci Amerika,Rusia Lebih Pilih Gabung ke China Meski Dimusuhi Seisi Eropa, Terkuak Rencana Gila Vladimir Putin Dengan Negeri Panda

Menukil 24h.com.vn, pada Kamis (25/11/21), negara tersebut adalah kepulauan Solomon.

Banyak pengunjuk rasa yang marah membakar kantor-kantor di ibu kota.

Mereka mencoba menyerbu gedung parlemen untuk memaksa perdana menteri mengundurkan diri.

Setelah negara kepulauan itu meninggalkan Taiwan untuk menjalin hubungan diplomatik formal dengan China.

Baca Juga: India Patut Waspada, Hubungan Dua Negara 'Musuhnya' Ini Makin Erat hingga Transaksi Banyak Senjata Canggih, Untuk Lawan India?

Pada tanggal 24 November, protes damai di ibu kota Honiara dengan cepat berubah menjadi kekerasan.

Ketika orang-orang Salomo menjadi marah karena pemerintah pulau itu memutuskan hubungan dengan Taiwan dan membangun hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, Beijing.

Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare, yang telah mempelopori kampanye untuk meninggalkan hubungan dengan Taiwan, berada di pusat badai ketika kerumunan pengunjuk rasa menuntut pengunduran dirinya.

Banyak pengunjuk rasa mengatakan mereka kecewa ketika perkembangan Solomon tidak seperti yang dijanjikan oleh Sogavare.

Ketika dia memutuskan untuk mengalihkan hubungan diplomatik resmi dari Taiwan ke China, Sogavare mengatakan bahwa Salomo akan menerima banyak keuntungan ekonomi.

Ibu kota Honiara berada di bawah jam malam setelah banyak gedung perkantoran, sekolah, dan bisnis dibakar oleh pengunjuk rasa.

Baca Juga: Pantesan India Bisa Bikin China Kebakaran Jenggot, Terkuak Rupanya India Sukses Kembangkan Rudal Hipersonik yang Bisa Luluh Lantakkan Seluruh Negeri Panda dalam Sekejab Mata

Massa bahkan mencoba menyerbu Parlemen Solomon, meskipun ada perlawanan dari polisi.

"Para pengunjuk rasa membakar banyak gedung dan kantor polisi. Massa menginginkan Perdana Menteri Manasseh Sogavare mundur," kata juru bicara polisi di kota Honiara kepada Reuters..

"Mereka memprotes di depan Majelis Nasional. Saya tidak tahu berapa banyak tapi itu adalah kerumunan besar. Polisi berusaha mengendalikan situasi dan tidak ingin melukai siapa pun," katanya.

"Beberapa orang tidak tahu akan ada protes. Mereka terkejut dengan apa yang terjadi," kata Jeremy Gwao, warga Honiara.

"Tujuan para pengunjuk rasa adalah untuk memaksa Perdana Menteri mengundurkan diri. Situasinya sangat tegang dan menakutkan. Banyak polisi telah dikerahkan di jalan-jalan," tambah Gwao.

Pada 2019, pemerintah Solomon memutuskan hubungan dengan Taiwan dan menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Beijing.

Baca Juga: Tak HeranChina Marah Besar,Gara-gara Militer Amerika Lakukan Hal Ini, Negeri Panda Sampai Keluarkan Ancaman MengerikanKepada Joe Biden,'Mundur, Biden!'

Namun, banyak orang di negara kepulauan Pasifik itu tidak puas dengan keputusan itu karena mereka sudah terbiasa berdagang dengan orang Taiwan.

Malaita sebuah provinsi yang memiliki hubungan dekat dengan Taiwan, telah mengumumkan bahwa mereka ingin memisahkan diri dari Kepulauan Solomon karena tidak ingin berhubungan dengan Beijing.

Artikel Terkait