Penulis
Intisari-Online.com - Konflik China dan India menjadi salah satu konflik yang paling diperhatikan di seluruh dunia.
Selain karena bertetangga, jika konflikChina dan India bisa terjadi perang besar-besaran antara dua negara.
Apalagi kekuatan militer dua negara tidak jauh berbeda.
Termasuk ketika Indiamelakukan uji coba rudal berkemampuan nuklir di tengah meningkatnya ketegangan denganChina pada bulan lalu.
Diyakini rudal itu, Agni-V, memiliki kemampuan untuk menjangkau di mana saja di China.
Tetapi India menegaskan kembali bahwa mereka berkomitmen untuk tidak menjadi negara pertama yang menyerang.
Dilansir dari express.co.uk pada Rabu (24/11/2021), rudal Agni-V memiliki jangkauan 3.125 mil dan diyakini dapat menjangkau seluruh China.
Namun rudal ini tidak memiliki kemampuan hipersonik.
Uniknya, rudal Agni-V hadir berkat bantuan Rusia, salah satu sekutu China.
China sendiri telah melakukan militerisasi luar angkasa.
Baru-baru ini mereka menguji senjata hipersonik yang ditembakkan dari pesawat ruang angkasa lain yang terbang setidaknya lima kali kecepatan suara.
Pakar Amerika Serikat (AS) langsung berkomentar mengenai hal ini.
Sebab China selalu bungkam ditanya apa tujuan pembuatan rudal,.
Namun terus menghasilkan persenjataan rudal hipersonik yang mematikan.
Sebagai contoh, sebuah rudal hipersonik mampu memasuki orbit rendah Bumi.
Lalu rudal itu melakukan perjalanan ke titik mana pun di bumi, kemudian meluncur dengan kecepatan suara berkali-kali lipat dari luar angkasa menuju targetnya.
Melihat hal itu, India lantas berusaha agar tidak kalah dari China.
Sebuah studi oleh Rand Corporation telah menyatakan bahwa India berkomitmen untuk mencapai tingkat kecakapan teknis yang sama.
"Rudal hipersonik saat ini sedang dikembangkan terutama oleh Amerika Serikat, Rusia dan China," tulis studi.
"Negara lain selain ketiganya juga mengembangkan teknologi hipersonik sampai taraf tertentu."
"Tapi Prancis dan India adalah yang paling berkomitmen."
“Keduanya menarik sampai batas tertentu pada kerja sama dengan Rusia."
“Dari segi tingkat upaya, program selanjutnya adalah program entitas Australia, Jepang, dan Eropa.”
Studi itu menambahkan bahwa teknologi hipersonik memiliki potensi untuk penggunaan ganda.
Selain dalam militer,teknologi hipersonik juga memiliki tujuan non-militer.
Seperti peluncuran ruang angkasa dan aplikasi pengambilan pesawat ruang angkasa.
Namun, Rand Corporation menyatakan dalam studinya bahwa kecil kemungkinan negara sebesar China atau India tidak menggunakanteknologi hipersonik untuk tujuan militer.
Menurut intelijen AS, China juga telah mempercepat produksi hulu ledak nuklir.
Pentagon menyatakan bahwa hulu ledak ini dapat dibawa oleh rudal hipersonik serta kapal selam konvensional dan rudal balistik berbasis darat.