Penulis
Intisari-Online.com - Hubungan China dan India memburuk sejak bentrokan tahun 2020 lalu di lembah Galwan.
Ada saja masalah yang membuathubunganChina dan Indiamemanas.
Seperti yang baru-baru terjadi.
Media India News18 mengutip sumber-sumber pemerintah yang mengatakan pada hari Jumat bahwa tentara India untuk sementara menahan beberapa tentara China di daerah Zangnan di selatan Xizang (Tibet).
Namun berita itu dibantah oleh China Daily, yang mengutip sumber militer China yang mengatakan bahwa laporan itu murni dibuat-buat.
Sumber militer China mengatakan pasukan perbatasan China melakukan patroli rutin pada 28 September di daerah Dongzhang di sisi perbatasan China-India.
Lalu mereka menghadapi halangan yang tidak masuk akal dari militer India.
Para perwira dan tentaraChina lalu mengambil tindakan balasan dengan tegas dan kembali setelah misi patroli selesai.
Dilansir dari globaltimes.cnpada Senin (11/10/2021), perbatasan China-India telah damai selama beberapa waktu.
Sementara insiden di daerah Dongzhang, di mana tentara India menghalangi patroli rutin pasukan perbatasan China, menunjukkan provokasi dan distorsi fakta yang disengaja oleh India seperti yang terjadi tahun lalu.
Hal itu dikatakan Qian Feng, direktur dari departemen penelitian di Institut Strategi Nasional di Universitas Tsinghua.
Qian mengatakan Indialah yang melanggar kesepakatan sebelumnya yang dicapai oleh Beijing dan New Delhi.
Bahkan berpendapat bahwapihak India tidak belajar apa-apa sejak bentrokan tahun lalu, dan sepenuhnya bersalah atas insiden ini.
Pemerintah China pun tidak tinggal diam.
Menurut mereka, wilayah perbatasan China dengan India telah menghadapi tekanan yang dirambah oleh pihak India.
Misalnya pada tahun 2001, pasukan India merobohkan jembatan yang mengarah ke air terjun suci di wilayah Dongzhang di kota Shannan, Xizang, di mana penduduk China dapat mengambil air di sana.
India juga mendirikan pos pemeriksaan militer di tepi sungai, kata polisi pertahanan perbatasan setempat.
Tidak sampai disitu, pasukan India bahkan ditempatkan di sebuah padang rumput di Dongzhang, mengusir para penggembala China.
Di wilayah tenggara Xizang, penduduk desa mengatakan kepada Global Times bahwa pasukan dan penduduk India telah melintasi perbatasan beberapa kali.
Orang India telah mencoba untuk mengklaim keberadaan mereka dengan melukis slogan-slogan di batu-batu besar.
"Setiap kali kami melihat slogan-slogan seperti itu, kami membersihkan dan menulis bahasa Mandarin di bebatuan," kata seorang warga Tionghoa.
Beberapa bagian dari perbatasan China-India memang tidak ditandai.
Tapi sepertinyaIndia telah secara konsisten memprovokasi masalah kecil di perbatasan dan meningkatkan jumlah pasukan, melanggar wilayah dan kedaulatan China.
Tetapi pasukan China tidak akan mundur dalam keadaan apa pun.
"Jika kita mundur satu sentimeter saja, itu berarti penyusutan wilayah nasional."
"Ini sama sekali tidak dapat diterima!," kata Li Xin, instruktur politik dari batalyon pertahanan perbatasan, mengatakan kepada Global Times.
"Jika ada musuh yang ingin melanggar wilayah atau kedaulatan kita, dia harus melewati mayatku!" Huang Xinyu, seorang prajurit pertahanan perbatasan muda di Xizang berkata.
Kehebohan media India muncul saat China dan India dilaporkan memasuki putaran ke-13 pembicaraan tingkat Komandan Korps.
Pembicaraan tersebut belum dikonfirmasi oleh pihak China.
Qian memperkirakan pembicaraan akan berkonsentrasi pada penyelesaian masalah konfrontatif di bagian barat perbatasan..