Mahendradatta kemudian menikah dengan raja Udayana dari Bali dan di karuniai tiga anak laki laki, yang salah satunya adalah Airlangga.
Pada usia 16 tahun, Raja Airlangga dikirim ke Jawa untuk dinikahkan dengan putri Raja Dharmawangsa Teguh, bernama Galuh Sekar.
Prasasti Pucangan juga menyebutkan tentang sebuah tragedi yang terjadi di Medang Kamulan.
Disebutkan, tidak lama setelah perayaan pernikahan Airlangga dengan Galuh Sekar, ibu kota kerajaan diserang oleh Wurawari. Istana hancur dan Dharmawangsa Teguh meninggal dalam peperangan.
Setelah berhasil selamat dari tragedi itu, disebutkan Raja Airlangga singgah dan bertapa di daerah Pucangan, mirip dengan nama Gunung Pucangan yang kini terletak di Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang.
Dari keterangan yang ada, Raja Airlangga tidak hanya bertapa, namun turut membuat Prasasti Pucangan. Ia menuliskan kembali kisah pengembaraan beserta seluk-beluk silsilahnya.
(*)