Penulis
Intisari-Online.com - Apa yang dimaksud dengan Tritura? Inilah sejarah lahirnya Tritura.
Tritura disebut sebagai tonggak lahirnya Orde Baru.
Peristiwa ini terjadi pada tahun 1966, tahun terakhir pemerintahan Presiden Soekarno atau yang disebut sebagai Orde Lama.
Seperti diketahui, dalam sejarah politik Indonesia dikenal istilah Orde lama yang merujuk kepada masa pemerintahan Ir.Soekarno (1945 hingga 1966).
Kemudian setelah masa pemerintahan Presiden Soekarno, dikenal sebagai Orde Baru yang berlangsung selama 32 tahun di bawah kepemimpinan Jenderal Soeharto (1966-1998).
Pergantian masa pemerintahan dari Presiden Soekarno ke Soeharto diwarnai krisis yang terjadi di Indonesia.
Surat Perintah 11 Maret 1966 atau yang dikenal sebagai Supersemar dianggap sebagai awal muncul dan berkembangnya kekuasaan Orde Baru.
Melalui surat perintah tersebut, Soeharto mendapat wewenang untuk mengambil segala tindakan untuk menjamin keamanan, ketenangan dan stabilitas politik.
Baca Juga: Isi Tritura yang Dikumandangkan Mahasiswa Tahun 1966, Salah Satunya 'Bubarkan PKI!'
Baca Juga: Terjadi Demo Besar-besaran, Inilah Latar Belakang dan Dampak Tritura
Keluarnya Supersemar tak lepas dari peristiwa G30S pada 30 September 1965, dan Peristiwa Tritura yang dimulai pada 10 Januari 1966.
Latar Belakang Tritura
Dalam Buku Gerakan Mahasiswa 1966 dan 1998 (2011) yang diterbitkan Kemenparekraf tertulis bahwa kondisi politik di Indonesia dari tahun 1960 sampai dengan 1965 diwarnai oleh konstelasi tiga kekuatan politik.
Tiga kekuatan besar yang berkembang pada saat itu berpusat pada Soekarno, ABRI (Angkatan Darat) dan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Ketidakstabilan politik kemudian menyebabkan menurunnya kepercayaan rakyat kepada pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan.
Belum lagi kebijakan Presiden Soekarno yang membuat Indonesia dijauhi negara barat karena sikap anti neokolonialisme dan neoimperialisme menyebabkan posisi Indonesia semakin sulit.
Sikap itu membuat Indonesia akhirnya kehilangan dukungan internasional baik di bidang politik maupun ekonomi.
Puncaknya adalah pada malam gerakan 30 September (G30S), tahun 1965.
Ketidakstabilan politik pun berdampak pada kondisi ekonomi yang membuat rakyat merasa kesulitan.
Merespon kondisi tersebut, maka lahirlah Tritura yang dirumuskan oleh para mahasiswa.
Apa yang Dimaksud dengan Tritura?
Tritura merupakan merupakan singkatan dari Tri Tuntutan Rakyat atau Tiga Tuntutan Rakyat.
Tiga tuntutan itu dirumuskan para mahasiswa dalam pertemuan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tanggal 9 Januari 1966.
Para perumus Tritura antara lain wakil KAMI Pusat yaitu, lsmid Hadad (Ikatan Pers Mahasiswa), Saverinus Suwardi (PMKRI) dan Nazaruddin Nasution (HMI).
Tuntutan-tuntutan tersebut disepakati, kemudian dibawa dalam aksi keesokan harinya.
Pada 10 Januari 1966, dilakukan di halaman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI). Saat itulah, Tritura pertama kali dikumandangkan. Berikut ini isi Tritura:
1. Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI)
2. Pembersihan Kabinat Dwikora dari unsur-unsur yang terlibat G30S
3. Penurunan harga.
Selain itu, terjadi pula aksi di tempat-tempat strategis lainnya di Jakarta.
Kemudian, pada 12 Januari 1966 wakil mahasiswa diundang Presiden Soekarno di lstana Bogor untuk menghadiri sidang kabinet.
Beberapa tuntutan mahasiswa dijawab dengan penurunan harga minyak sebesar 50 persen serta upaya untuk mencari jalan keluar untuk menurunkan harga barang secara keseluruhan.
Namun, kemudian presiden Soekarno merasa janjinya sulit direalisasikan. Selain itu, juga menuduh gerakan mahasiswa dimanipulasi dan ditunggangi oleh kekuatan neokolonialisme dan imperialisme.
Maka, mahasiswa pun kembali bergerak agar Tritura dipenuhi. Salah satunya dengan melakukan aksi sabotase pelantikan Kabinet Baru yang memaksa para calon menteri harus mencapai istana dengan menggunakan helikopter.
Dalam situasi memanas antara mahasiswa dan pasukan pengawal khusus presiden, Cakrabirawa terjadilah sebuah insiden.
Salah seorang demonstran dari Universitas Indonesia, Arif Rachman Hakim tertembak dan gugur.
Hal itu pun semakin membakar semangat para mahasiswa. Kemudian, nyaris setiap hari aksi demonstrasi dilakukan.
Puncaknya terjadi pada 11 Maret 1966, dengan mahasiswa kembali menggelar demonstrasi secara besar-besaran di depan Istana Negara.
Untuk menangani situasi tersebut, pada akhirnya Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret yang memberikan tugas kepada Jenderal Soeharto selaku Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban.
Kini, tanggal 10 Januari diperingati sebagai Hari Tritura, menjadi catatan sejarah bagaimana usaha para mahasiswa Indonesia memperbaiki kondisi politik dan memperjuangkan hak rakyat.
Baca Juga: Enak Sih, Tapi Kalau Keterusan Makan Daging Merah Bisa Bahaya untuk Kesehatan, Ini Sebabnya
Baca Juga: Sumber Sejarah Kerajaan Kediri Masih Lengkap, Ini Dia Daftarnya