Upacara adat
Tari Bedhaya Ketawang bukan tarian yang tidak bisa dipertontonkan semata-mata, karena hanya ditarikan untuk sesuatu yang khusus dan dalam suasana yang resmi sekali, seperti saat upacara kenaikan takhta raja ataupun saat penobatan serta pemilihan raja baru.
Pada saat upacara tari Bedhaya Ketawang berlangsung tidak ada hidangan yang keluar dan tidak boleh menyalakan rokok, yang bisa mengganggu jalannya upacara dan suasana tidak menjadi khidmat lagi.
Sakral atau religius
Orang percaya bahwa setiap kali tari Bedhaya Ketawang dipagelarkan baik untuk latihan atau pergelaran, Kanjeng Ratu Kidul ikut hadir di tengah-tengah mereka dan ikut menari serta membetulkan kesalahan dari penari yang menarikan tarian tersebut.
Kehadiran beliau tidak setiap orang dapat melihatnya, hanya mereka yang peka saja dapat melihat kehadirannya.
Kereligiusan tari Bedhaya Ketawang adalah ada dugaan bahwa pada mulanya Bedhaya merupakan untuk pemujaan di candi-candi dengan suasana yang religius.
Tarian percintaan
Tari Bedhaya Ketawang melambangkan curahan cinta asmara, yang terlukis dalam gerak gerik tangan serta seluruh bagian tubuh dan penari.
Munculnya nilai magis dalam tarian tersebut bukan dalam segi negatif tetapi segi positif, yaitu menggambarkan Tuhan yang memberikan pertolongan kepada Kerajaan Mataram untuk membina.