Find Us On Social Media :

Blingsatan Tak Bisa Impor Batubara dari Indonesia, China Bak Jilat Ludah Sendiri Jika Benar-benar Meminta Bantuan Negara Tetangga yang Sudah Mereka Hancurkan Perdagangannya

By May N, Kamis, 6 Januari 2022 | 09:29 WIB

China kini kebakaran jenggot setelah Indonesia berlakukan larangan ekspor batubara

Su juga mengatakan kebutuhan listrik di pabrik-pabrik China akan menurun pada pertengahan Januari dan pertengahan Februari karena libur Tahun Baru China, mengurangi dampak jangka pendek dari larangan ekspor Indonesia.

Pada 11 bulan pertama di tahun 2021, produksi batubara China mencapai 3.67 miliar ton sementara negara tersebut mengimpor 290 juta ton batubara, papar NBS pada 15 Desember.

Di periode yang sama, China mengimpor 178 juta ton batubara, utamanya batubara uap atau batubara termal, dari Indonesia, menunjukkan 61% dari impor batubara total China, menurut Administrasi Umum Bea Cukai.

Sejak 6 November 2020, China melarang impor batubara dari Australia di tengah memburuknya hubungan dua negara yang telah meningkat menjadi perang dagang bilateral.

Setelah China mengalami krisis listrik September lalu, China mulai mengimpor batubara Australia lagi sebanyak 2.79 juta ton batubara Australia yang tersimpan di pelabuhan China akibat bea cukai yang tertunda.

Pada Selasa lalu, sebuah artikel berjudul "Indonesia menusuk sebuah pisau di punggung China dengan tiba-tiba melarang ekspor batubara" dengan luas beredar di situs-situs berita China.

Artikel itu mengatakan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), kesepakatan perdagangan bebas yang ditandatangani 15 negara-negara Asia-Pasifik termasuk China dan Indonesia mulai efektif pada 1 Januari 2022.

Namun Indonesia secara cepat malah mundur.

Baca Juga: Rusia Memang Ahlinya Mencari Cuan dari Penderitaan Negara Lain, Saat China Masih Menolak Impor Batubara Australia, Diam-diam Negeri Beruang Siap Jadi Pemasok Utama

Baca Juga: Bisa Menang dalam Perang Dagang dengan AS, China Malah Disebut Akan Kalah Melawan Australia, Rupanya Lupa Belajar Dari Senjata Makan Tuan Trump Satu Ini