Find Us On Social Media :

Kabar Gembira di Awal Tahun 2022, Covid-19 Tidak Akan Terus-terusan Buat Dunia Kewalahan dan Kolaps, Begini Kondisi Dunia Setelah Covid-19 Tak Lagi Berbahaya

By May N, Sabtu, 1 Januari 2022 | 12:23 WIB

Varian Omicron B.1.1.7 dilihat lewat mikroskop elektron

Intisari - Online.com - Dunia masih was-was walaupun setelah kasus Covid-19 turun drastis dari tingkat catatan tertingginya, Covid-19 masih tetap ada.

Namun akan ada hari di mana Covid-19 tidak lagi menjadi pandemi, ketika kasus penularan tidak lagi bisa ditangani dan rumah sakit tidak kewalahan karena pasien memenuhi bangsal.

Banyak pakar memprediksi jika penyebaran virus Corona akhirnya akan tampak dan seperti flu musiman.

Melansir CNN, Amerika Serikat (AS) mungkin melewati puncak kasus Omicron pada akhir Januari, seperti beberapa pakar katakan.

Baca Juga: Kabar Gembira! Berikut 5 Fakta Mengenai Varian Omicron yang Harus Kalian Tahu

2022 mungkin ketika virus Corona menjadi "bagian dari latar belakang dan sudah tidak membuat kita kewalahan," ujar Dr. Ofer Levy kepada CNN.

"Kurasa kemungkinan kita akan melihat gelombang ini datang dan pergi dan musim semi dan musim panas akan tampak lebih baik daripada yang tampak sekarang," ujar Levy.

Levy adalah direktur Program Vaksin Tepat Sasaran di Boston Children''s Hospital.

"Akan ada lebih sedikit kasus-kasusnya dan kemudian musim gugur dan musim dingin selanjutnya kita akan melihat lonjakan penyakit karena virus: virus Corona, influenza dan lainnya, tapi itu akan lebih seperti siklus endemi.

Baca Juga: Pemimpin WHO Ini Bocorkan Kapan Pandemi Covid-19 Akan Berakhir, Tahun 2022 Disebut Sebagai Babak Akhir dan Akan Segera Selesai dengan Cara Ini

 

"Hal itu akan menjadi musim dingin yang lebih baik, seperti musim dingin kali ini, tapi dengan semua tantangan, masih lebih baik daripada musim dingin sebelumnya."

Namun virus Corona sering berubah dan mengejutkan seiring berjalannya waktu, dan tidak ada tanggal pasti kapan pandemi telah berakhir dan new normal dimulai.

"Bahkan tidak ada pengukuran untuk mengatakan jika sesuatu adalah epidemi atau pandemi. Semua ini hanyalah ada di mana yang melihat, dan itu bagian dari masalahnya," ujar Dr. Arnold Monto, seorang profesor epidemiologi di Universitas Michigan dan ketua ad interim Komite Vaksin dari Administrasi Obat dan Makanan AS (FDA).

"Sehingga, ini semua tidak berdasarkan aturan. Ini berdasarkan apa yang seharusnya kamu lakukan untuk mengendalikan wabah," ujar Monto.

Baca Juga: Digadang-gadang Sanggup Menahan Laju Penyebaran Virus Corona, Strategi Nol Covid China Malah Jadi Senjata Makan Tuan, Satu Kota Kembali 'Ditutup' Karena Wabah Baru

"Apa yang berbeda di sini adalah vaksin kami jauh lebih efektif daripada yang kami biasa lihat."

Menurut Monto, hal itu termasuk berita bagus.

Berita buruknya datang dengan kekuatan virus untuk berubah dan berevolusi.

Tidak ada yang bisa memprediksi apa masa depan Covid-19 dan merebaknya varian-varian virus Corona seperti Delta dan Omicron, telah mengubah arah permainan.

Baca Juga: Pemerintah Siapakan Sejumlah Strategi Guna Cegah Lonjakan Kasus Selama Libur Panjang

 

"Dengan perubahan pola penyebaran, karena varian telah mewabah, kita kini telah melihat lebih banyak penularan dan penyebaran berseragam secara global. Hal ini membuat deklarasi pandemi Covid-19 berakhir lebih sulit," ujar Monto.

"Karena seluruh pola penyebaran telah berubah dan akan ada bagian-bagian yang belum benar-benar dilewati yang bisa memunculkan gelombang-gelombang yang seluruh dunia telah lewati bersama."

'Tunggu dan lihat dan tahan napas'

Montoh dan pemimpin kesehatan publik lainnya mengantisipasi jika di masa depan, dunia dapat melacak penyebaran SARS-CoV-2, virus Corona penyebab Covid-19, dalam cara yang serupa dengan memonitor flu musiman.

Baca Juga: Kabar Baik Dari Kemunculan Covid-19 Varian Omicron, Ilmuwan Justru Sebut Omicron Sebatai Tanda Kematian Covid-19, Apa Maksudnya ?

"Kami tidak tahu apakah kami akan melihat pola musiman itu dengan SARS-CoV-2, tapi itu mengingatkan kami jika sebagian besar virus pernapasan mulai bertingkah seperti ledakan musiman," ujar Monto.

"Ada preseden untuk semua pola musiman bagi beberapa virus Corona yang telah menginfeksi manusia," tambahnya.

"Apakah SARS-CoV-2 mulai bertingkah laku seperti itu, kami tidak tahu, tapi setidaknya hal itu memberikan kami satu skenario jika mulai bertingkah laku seperti itu."

Seperti yang disebutkan Monto, kita perlu "menunggu dan melihat dan menahan napas" untuk membuka fase endemi virus Corona.

Baca Juga: Omicron Menggila, Perancis Catat Infeksi Lebih dari 100.000 Kasus dalam Satu Hari, Pertama Kalinya Sejak Merebak

 

Endemi artinya sebuah penyakit memiliki kehadiran terus-terusan dalam sebuah populasi tapi tidak berdampak dalam jumlah besar yang mengkhawatirkan, seperti yang terlihat dalam pandemi.

Bahkan pada awal 2020, saat pandemi baru dimulai, pejabat WHO memprediksi jika novel coronavirus "mungkin menjadi virus endemi lain di komunitas" dan tidak pernah pergi.

"Ketika Anda memikirkan pandemi, Anda di fase pandemi, dan kemudian Anda memiliki fase deselerasi, kemudian Anda punya fase kontrol, kemudian harapannya Anda punya fase eliminasi dan eradikasi," ujar Dr. Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases kepada Komite Kesehatan, Pendidikan Buruh dan Pensiun di Senat AS pada November lalu.

"Apa yang kita harapkan untuk tercapai adalah tingkat yang rendah walaupun tidak sepenuhnya hilang. Virus itu nanti tidak punya dampak besar pada kesehatan publik atau pada cara kita menjalankan kehidupan," ujar Fauci.

Baca Juga: Bikin Kebingungan Ilmuwan karena Fenomena Rakyat Jepang yang Kebal Covid-19, Terkuak Ternyata Begini Beda Cara Pemerintah Jepang Tangani Covid-19, Jauh Berbeda dengan Barat

"Sehingga jika kita bisa membuat lebih banyak orang divaksin secara global dan lebih banyak orang divaksin sekarang, harapannya dalam periode waktu yang masuk akal kita bisa melihat titik berhentinya kondisi ini, dan tidak mendominasi apa yang kita lakukan sekarang."

AS mulai memikirkan cara menangani akhir pandemi dan mulai melanjutkan pelacakan virus Corona saat sudah menjadi endemi.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini