Akhirnya Terkuak Sudah Fenomena Orang Jepang Kebal Covid-19 yang Membingungkan Para Ilmuwan, Selain Hal Ini Ditemukan dalam Tubuh Orang Jepang, Rupanya Kegagalan Pemerintah Ini Bisa Jadi Penyebabnya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi Covid-19 varian Omnicron
Ilustrasi Covid-19 varian Omnicron

Intisari-online.com - Fenomena kebal terhadap Covid-19 baru-baru ini membuat dunia keheranan.

Pasalnya banyak orang di Jepang memiliki respon imun yang kuat bisa melawan Covid-19 dengan sendirinya.

Sehingga membuat tingkat infeksi Covid-19 sagat rendah di negeri samurai tersebut.

Profesor Taro Yamamoto, Institut Kedokteran Tropis Universitas Nagasaki (Jepang), mengatakan pada 22 Desember.

Baca Juga: Benarkah Selama Ini Kita Salah Kaprah Soal Covid-19, Banyak yang Mengira Bahwa Covid-19 Menyerang Pernapasan, Padahal Inilah Aslinya, Ilmuwan Israel Beri Penjelasan Ini

"Jujur, kami tidak tahu alasan pasti di balik penurunan kematian Covid-19-19 secara tiba-tiba di Jepang".

Sejak wabah global pandemi Covid-19, Jepang telah mencatat jumlah kasus dan kematian Covid-19 yang jauh lebih rendah daripada negara-negara Barat.

Associate Professor Taisuke Nakata, University of Tokyo, memimpin tim yang meneliti enam teori yang menyebabkan Covid-19 "turun" di Jepang.

Setelah sebelumnya ada peningkatan yang serius pada musim panas ini.

Baca Juga: Tak Sekedar Bisa Angkat Senjata Perang, Militer Amerika Malah Bisa Jadi Harapan Umat Manusia di Masa Depan Karena Berhasil Temukan Vaksin Covid-19 Untuk Semua Jenis Virus?

Enam hipotesis termasuk siklus wabah 120 hari, orang menghindari tempat berisiko tinggi, vaksinasi, cuaca, kekebalan kawanan, dan tingkat replikasi virus yang rendah di Jepang.

Sebuah studi yang diterbitkan oleh Riken Research Institute (Jepang) bulan ini menemukan bahwa sifat genetik yang ditemukan dalam sel darah putih 60% orang Jepang memiliki respons imun terhadap Covid-19.

Para peneliti mengatakan itu bisa menjelaskan mengapa Jepang tidak terpukul keras oleh pandemi.

Sementara itu, The Washington Post berpendapat bahwa wabah Covid-19 lebih ringan di Asia (dibandingkan dengan Eropa dan Amerika).

Karena wilayah tersebut "memiliki pengalaman medis dalam wabah SARS dan MERS sebelumnya".

Para peneliti juga melihat genetika, diet di negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan untuk menemukan jawaban atas rendahnya jumlah kematian akibat Covid-19.

Baca Juga: Setelah Israel Vaksin Rakyatnya Empat Kali, Inggris Kini Laporkan Lebih 100.000 Kasus Harian Covid-19 Akibat Omicron, WHO Sebut Suntikan Penyelamat Ini yang Buat Krisis Covid-19 Menggila

Di Jepang, mereka memeriksa faktor-faktor seperti cuaca, siklus penularan virus SARS-CoV-2 , dan paparan masa lalu terhadap varian SARS-CoV-2 yang kurang berbahaya.

Para ahli telah mengidentifikasi ciri-ciri genetik tertentu di antara orang Jepang yang dapat menyebabkan respons sistem kekebalan yang lebih kuat terhadap Covid-19.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menarik kesimpulan yang pasti.

Jepang sekarang telah memvaksinasi sebagian besar penduduknya terhadap Covid-19 dan menerapkan tindakan pemakaian masker secara luas, tetapi belum meluncurkan kampanye vaksinasi booster skala besar.

Dalam sebulan terakhir, jumlah harian kasus Covid-19 di Jepang hanya berkisar sekitar 60 hingga kurang dari 200 kasus.

Populasi Jepang adalah sekitar 127 juta orang. Selain itu, jumlah kematian akibat Covid-19 tidak melebihi 5 pada sebagian besar hari sejak awal November tahun ini.

Baca Juga: Bak Punya Vaksin Sendiri Dalam Tubuhnya, Ilmuwan Ungkap Fakta Mengejutkan Alasan Orang Jepang Kini Kebal dari Covid-19, Ternyata Hal Inilah yang Ditemukan Dalam Tubuhnya

Meski begitu, jumlah keseluruhan diperkirakan akan berubah karena Jepang tidak melakukan tes Covid-19 dalam skala besar, kurangnya pelacakan kontak pasien Covid-19 atau "paspor vaksin", serta pelaporan.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengumumkan pada 24 Desember bahwa pemerintah akan memberikan tes Covid-19 gratis kepada publik.

Saat ini, Jepang sedang ketat mengontrol perbatasan ketika varian Omicron muncul dan menyebar di berbagai belahan dunia.

Hingga 24 Desember, Jepang mencatat 1.730.905 kasus dan 18.386 kematian akibat Covid-19.

Artikel Terkait