Tak Sekedar Bisa Angkat Senjata Perang, Militer Amerika Malah Bisa Jadi Harapan Umat Manusia di Masa Depan Karena Berhasil Temukan Vaksin Covid-19 Untuk Semua Jenis Virus?

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi pandemi Covid-19.

Intisari-online.com - Harapan baru untuk musnahkan semua jenis mutasi virus corona tampaknya bukan isapan jempol semata.

Pasalnya militer Amerika disebut berhasil kembangkan vaksin yang bisa melawan semua jenis virus corona.

Lantas bagaimanakah cara kerja vaksin ini dan benarkah vaksin ini bisa melawan semua jenis virus corona?

Baca Juga: Bak Punya Vaksin Sendiri Dalam Tubuhnya, Ilmuwan Ungkap Fakta Mengejutkan Alasan Orang Jepang Kini Kebal dari Covid-19, Ternyata Hal Inilah yang Ditemukan Dalam Tubuhnya

Ilmuwan militer AS telah mengembangkan vaksin yang dapat mencegah semua varian virus SARS-Cov-2, termasuk yang telah dan mungkin muncul di masa depan.

Menurut majalah Defense One, ilmuwan militer AS telah mengembangkan vaksin yang mampu mencegah semua varian virus SARS-Cov-2 penyebab pandemi Covid-19 , termasuk yang sudah muncul dan mungkin muncul di masa depan.

Para peneliti di Walter Reed Army Research Institute (WRAIR), pusat penelitian biomedis terbesar di AS.

Diperkirakan akan mengumumkan vaksin Covid-19 yang disebutSpike Ferritin Nanoparticle (SpFN) dalam beberapa minggu mendatang.

Baca Juga: Petinggi WHO Akhirnya Buka Suara Beri Perunjuk Kapan Covid-19 Akan Segera Berakhir, Namun Pakar dari China Justru Beri Tanggapan Mengejutkan Ini

Menurut Defense One, pencapaian tersebut merupakan hasil dari penelitian virus selama hampir dua tahun.

Laboratorium militer menerima urutan DNA pertama virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 pada awal 2020.

Sejak awal, cabang penyakit menular Walter Reed memutuskan untuk fokus pada pembuatan vaksin yang akan bekerja secara efektif tidak hanya terhadap jenis virus yang ada, tetapi semua varian potensialnya.

Vaksin SpFN menyelesaikan uji coba hewan awal tahun ini dengan hasil positif.

Defense One mengutip Dr. Kayvon Modjarrad, direktur cabang penyakit menular Walter Reed, yang mengatakan bahwa fase 1 uji coba pada manusia pengujian vaksin terhadap varian Omicron dan varian lainnya, disimpulkan pada bulan Oktober.

Ini sekali lagi memberikan hasil positif dan sedang dievaluasi.

Baca Juga: Sudah Enak Covid-19 Terkendali, Warga Negara Ini Malah Cari Penyakit dengan Suntikkan Covid-19 ke Tubuhnya Demi Hal Ini, 'Endingnya' Pemerintah Negaranya yang Kocar-kacir

Tidak seperti vaksin yang ada, vaksin SpFN Walter Reed menggunakan protein berbentuk bola dengan 24 sisi.

Ini memungkinkan para ilmuwan untuk menempelkan lonjakan beberapa varian virus corona ke sisi protein yang berbeda.

Menurut Modjarrad, uji coba vaksin pada manusia memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan karena laboratorium perlu menguji pada individu yang tidak divaksinasi atau sebelumnya terinfeksi Covid-19.

"Penyebaran varian Delta dan Omicron yang cepat membuat hal itu sulit," kata Modjarrad.

"Mengenai varian Omicron, sebenarnya tidak ada cara untuk menghilangkan virus ini," katanya.

"Anda tidak akan bisa menghindarinya. Jadi saya pikir tidak akan lama sebelum seluruh dunia divaksinasi atau terinfeksi,"jelas Modjarrad.

Baca Juga: Antisipasi Terjadinya Lonjakan Kasus Covid-19 pada Akhir Tahun, Masyarakat Diminta untuk Taat Prokes

Langkah selanjutnya, katanya, adalah mengevaluasi bagaimana vaksin baru berinteraksi dengan orang-orang yang telah divaksinasi atau sebelumnya terinfeksi.

Hampir semua dari 2.500 peneliti Walter Reed berperan dalam proses pengembangan vaksin selama hampir dua tahun, kata Modjarrad.

"Kami memutuskan untuk melihat permainan panjang daripada hanya fokus pada kemunculan awal SARS, dan malah memahami bahwa ketika virus bermutasi, akan ada banyak varian yang muncul, serta kemungkinan di masa depan banyak muncul virus baru," katanya.

"Platform dan pendekatan kami akan membantu orang-orang mempersiapkan diri untuk itu," kata Modjarrad.

Artikel Terkait