Bombastis Saat Kabarkan Munculnya Covid-19 Varian Omicron, Terkuak Ini Fakta Mengejutkan Negara Penemu Varian Omicron, Ternyata Tak Semengerikan yang Kita Duga

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi pandemi Covid-19.
Ilustrasi pandemi Covid-19.

Intisari-online.com - Munculnya varian Omicron telah membuat seluruh dunia khawatir gelombang 3 akan muncul.

Selain itu, menurut penelitian, dua dosis vaksin belum cukup untuk membendung penyebaran varian ini.

Kemudian varian ini juga disebut memiliki mutasi dan penyebaran jauh lebih cepat dibanding varian sebelumnya.

Termasuk varian Delta yang telah menjadi ancaman dalam beberapa bulan lalu.

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Dengan Covid-19 Varian Omicron, Ilmuwan Bocorkan Orang yang Sudah Divaksin Lalu Alami Hal Ini Ternyata Bisa Kebal 2.000 Persen dari Varian Omicron

Indonesia, dan India sampai kolaps akibat lonjakan varian Delta yang mengamuk sehingga menyebabkan gelombang kedua.

Lantas benarkan varian Omicron akan menjadi momok menakutkan selanjutnya seperti varian Delta.

Tak disangka ada beberapa fakta cukup menggembirakan tentang varian Omicron yang hampir sedikit diketahui.

Yaitu tentang situasi di negara yang menjadi awal mula munculnya varian Omicron, di Afrika Selatan.

Baca Juga: Indonesia Bak Dipepet Dua Potensi Episentrum Omicron, Dua Negara Tetangga Ini Terus-terusan Mencatat Penambahan Jumlah Pasien Covid-19

Meski jumlah infeksi Covid-19 meningkat karena varian Omicron, namun jumlah rawat inap dan kematian akibat varian ini lebih sedikit dibandingkan varian lainnya, khususnya Delta.

Surat kabar The Sun pada 17 Desember melaporkan, beberapa berita memperkuat pendapat bahwa varian Omicron tidak seserius beberapa varian lainnya.

Afrika Selatan adalah tempat pertama Omicron ditemukan, tetapi belum diblokir karena varian ini, meskipun tingkat vaksinasi di sini tidak tinggi.

Michelle Groome, kepala Pengawasan Kesehatan Masyarakat di Institut Nasional Penyakit Menular Afrika Selatan, mengatakan tentang hal itu.

"Rawat inap infeksi varian Omicron tidak meningkat pada tingkat yang sama cepatnya dengan wabah lainnya," katanya.

"Kami telah melihat peningkatan rawat inap dan kematian akibat infeksi Omicron. , tapi jumlahnya sangat kecil," tambahnya.

Awal pekan ini, Discovery Health SA, perusahaan asuransi kesehatan di Afrika Selatan, mencatat 29% lebih sedikit kasus parah varian Omicron di Afrika Selatan daripada gelombang pertama penularan di negara tersebut.

Baca Juga: Bukan Covid-19, Inilah Ancaman Paling Mematikan Bagi Penduduk Bumi, Diprediksi Tak Lama Lagi Terjadi di Antartika, Konon Bisa Menjadi Pemicu Kiamat

Pada 15 Desember, para peneliti merilis data yang menunjukkan bahwa jumlah kematian akibat Covid-19 di negara itu belum menunjukkan tanda-tanda lonjakan seperti infeksi varian Delta.

Profesor Salim Abdool Karim, seorang ahli epidemiologi terkenal di Afrika Selatan, mengatakan kepada surat kabar British Telegraph bahwa ada alasan untuk optimis.

"Jika Anda melihat situasi negara kita saat ini, Anda akan melihat keparahan gelombang yang disebarkan oleh variasi Omicron yang disebabkan lebih rendah dari angsuran sebelumnya," katanya.

"Kami mencatat pada pasien dengan gejala Kebanyakan orang tidak memiliki gejala atau gejala ringan," jelasmnya.

"Sangat sedikit orang dengan gejala. gejalanya perlu dirawat di rumah sakit. Jika demikian, tidak banyak orang yang membutuhkan bantuan oksigen atau pergi ke unit perawatan intensif," kata Karim.

Artikel Terkait