Intisari-online.com - Varian baru Covid-19 varian Omicron telah menyebar ke banyak tempat di dunia.
Indonesia pun menjadi salah satu negara yang sudah melaporkan varian baru ini masuk ke negaranya.
Meski varian baru ini disebut berpotensei bahaya, dan memiliki kemampuan lebih tinggi dari varian Covid-19 lainnya.
Ternyata masih ada cara untuk kebal dari varian baru Covid-19 ini.
Ilmuwan temukan kondisi khusus ini ternyata bisa membuat seseorang kebal dari virus berbahaya ini.
Dalam konteks bahwa varian Omicron tampaknya mampu "menghindar" beberapa kekebalan yang diciptakan oleh vaksin.
Para peneliti AS telah menemukan formula baru untuk menciptakan "kekebalan super", terkait dengan infeksi virus pasca-vaksinasi.
Laman RT pada 17 Desember melaporkan, sebuah penelitian oleh para ilmuwan di Oregon Health and Science University (OHSU - USA).
Menunjukkan bahwa orang yang telah menerima 2 suntikan kemudian terinfeksi virus (infeksi mendadak), dan kemudian sembuh dari penyakit, mungkin memiliki pertahanan tubuh terkuat - apa yang oleh para ilmuwan disebut "superimun".
Secara spesifik, penelitian menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi lengkap.
Kemudian tertular virus dan sembuh dari penyakit, memiliki tingkat kekebalan hingga 2.000% lebih tinggi daripada kekebalan pada orang yang hanya divaksinasi.
"Anda tidak bisa mendapatkan respon imun yang lebih baik dari ini," profesor OHSU Fikadu Tafesse mengatakan kepada situs web universitas.
Meskipun tidak ada subjek dalam penelitian ini yang terinfeksi dengan varian baru Omicron.
Ilmuwan Marcel Curlin, rekan penulis studi mengatakan, "Berdasarkan hasil penelitian ini, kami menduga bahwa infeksi terobosan. dengan varian Omicron akan menghasilkan respons kekebalan yang sama kuatnya dengan kasus yang divaksinasi penuh dalam penelitian ini."
Baca Juga: Hati-hati, Hoaks Covid-19 yang Menyebar di Ruang Digital Meningkat
aksin memberikan "pondasi pelindung" untuk membangun apa yang disebut "superimun", kata Mr. Curlin.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa kemampuan tubuh untuk melindungi ditingkatkan dalam kasus pasien yang divaksinasi lengkap masih terinfeksi.
Sebuah penelitian di Israel menunjukkan bahwa orang dengan kekebalan alami (infeksi virus dan kemudian sembuh, tidak divaksinasi) 13 kali lebih kecil kemungkinannya untuk mendapatkan varian Delta dibandingkan mereka yang menerima 2 suntikan.
Namun, bagi orang yang terinfeksi yang belum divaksinasi, risiko penyakit parah dan kematian jauh lebih tinggi.
Penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi, masih terinfeksi Covid-19 dan kemudian sembuh lebih tahan terhadap infeksi ulang daripada orang dengan kekebalan alami.