Penulis
Intisari-Online.com - Bar dan semua toko di Belanda akan ditutup mulai sekarang hingga 14 Januari 2022, untuk membatasi penyebaran covid-19 varian Omicron.
Masyarakat diminta membatasi penyambutan tamu di rumah saat menjelang Natal dan Tahun Baru.
Pembatasan baru diumumkan oleh pemerintah Belanda pada malam 18 Desember, setelah pertemuan darurat yang dipimpin oleh Perdana Menteri Mark Rutte.
Tim pengendalian penyakit pemerintah mengusulkan penguncian nasional.
“Ini adalah konferensi pers yang tidak terjadwal pada 18 Desember. Situasinya belum baik,” kata Rutte.
"Belanda kembali dalam fase blokade yang ketat, benar-benar ditutup."
Mulai 19 Desember pagi, semua toko dan layanan di Belanda akan ditutup hingga 14 Januari, kecuali toko-toko penting seperti supermarket dan apotek.
Bar dan kafe tutup, sedangkan restoran hanya buka untuk dibawa pulang.
Banyak sekolah di Belanda telah ditutup untuk Natal, sehingga sebagian besar tidak terpengaruh.
Warga Belanda juga dilarang menghabiskan Natal di rumah.
Setiap keluarga hanya diperbolehkan menerima maksimal dua tamu, kecuali pada Hari Natal dan Tahun Baru.
Sejak November 2021, Belanda telah menerapkan penguncian sebagian.
Mereka juga diwajibkan secara teratur memakai masker dan beberapa area bisnis tutup lebih awal mulai pukul 5 sore.
Namun, pembatasan baru adalah tindakan terberat yang diberlakukan Belanda sejak penguncian nasional tahun lalu.
Belanda sekarang mencatat rata-rata 15.000 infeksi baru per hari, turun dari puncak 22.450 kasus pada November, tetapi peningkatan yang signifikan dari akhir 2020.
Pada 18 Desember, Belanda mencatat 50 kematian akibat Covid-19 , setara dengan jumlah yang tercatat dalam sehari pada tahun lalu.
Sebelumnya diketahui bahwa Belanda melakukanjual beli infeksi Covid-19.
Menurut surat berita BelandaDe Telegraaf, polisi Belanda telah menemukan jalur khusus untukmenginfeksi SARS-CoV-2 kepadaorangyang ingin terinfeksi sendiri dengan Covid-19 .
Botol kaca berisi SARS-CoV-2 akan dikirimkan melalui pos kepada mereka yang menentang vaksinasi terhadap Covid-19.
Subyek ini membiarkan virus masuk ke tubuh mereka untuk mendapatkan sertifikat pemulihan dari penyakit.
Praktisnya mereka yang menentang diberi vaksin lebih memilih terinfeksi Covid-19, kemudian setelah mereka sembuh bisa mendapatkan sertifikat pemulihan.
Seorang pria (yang belum diidentifikasi) yang terlibat dalam penjualan online SARS-CoV-2, telah ditangkap oleh polisi dan didakwa dengan kegiatan perdagangan ilegal.
Polisi Belanda mengatakan bahwa setiap "botol" SARS-CoV-2 dijual oleh subjek dalam bentuk "alat tes Corona" seharga 33,5 Euro (Rp550 ribu).
(*)