Jika ada negara yang salah yang mengambil langkah, maka dunia bisa menghadapi risiko terbesar dari konflik yang tidak diinginkan sejak berakhirnya Perang Dingin.
Permasalahan dimulai dengan konflik antara Rusia di Ukraina.
Dua negara mungkin akan tetap berkonflik hingga beberapa bulan ke depan.
Sebab Rusia tengah menurunkan 175.000 tentara yang diperkirakan berisi pasukan tentara bayaran juga.
NATO sendiri mengizinkan pasukannya untuk membantu Ukraina. Tapi Inggris dan beberapa negara masih diam.
Sebab Ukraina bukanlah anggota NATO.
Jadi, jika tidak terlibat langsung, mungkin Inggris hanya akan menggunakan jalur diplomasi.
Berbeda dengan AS yang dilaporkan siap mengirimkan senjata kemampuan anti-rudal dan teknologi siber ke Ukraina.
Di sisi lain, AS masih memiliki banyak musuh di Timur Tengah.
Apalagi semenjak pasukan AS meninggalkan Afghanistan dan membuat negara itu jatuh ke tangan Taliban.
Sementara China memperhatikan dengan seksama.