Find Us On Social Media :

Tepis Stigma Suku Dayak, Peneliti Eropa Ini Berhasil Temui Mereka, Lukiskan Keseharian Salah Satu Suku di Kalimantan yang Katanya Makan Orang Setiap Hari, Benarkah?

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 28 Desember 2021 | 15:50 WIB

Sibau Mobang, lelaki berusia sekitar 50-an tahun, kepala suku Dayak Tring yang mempunyai tradisi kanibal. Litografi dari 'The Head Hunters of Borneo yang terbit pada 1881. Buku karya Carl Alfred Bock itu berhias 37 litografi dan ilustrasi, umumnya tentang orang dan budaya Dayak.

Pendeta perempuan itu, sambil mengulurkan kedua tangannya, berkata kepada Bock, bahwa telapak tangan menjadi bagian terbaik untuk dimakan.

Kemudian dia juga menunjuk lutut dan dahi, sambil berkata dengan bahasa Melayu, “bai… bai” (baik) demikian menurut Bock.

“Dia juga menunjukkan bahwa otak dan daging lutut merupakan hidangan lezat bagi sukunya.

Seorang kepala suku Dayak kanibal menyambangi tempat menginap Bock, namanya Sibau Mobang, yang datang bersama pendampingnya, seorang perempuan dan dua lelaki.

“Saat dia memasuki rumah panggung saya,” demikian tulis Bock.

“Dia berdiri beberapa saat, tanpa bergerak atau pun berkata, memandangi saya dengan tatapan dalam sementara saya sedang berpura-pura tidak mengamatinya. Lalu, dia duduk dengan pelan sekitar dua meter dari kaki saya.”

Menurut Bock, dari perawakan tubuhnya, Sibau terlihat berusia sekitar 50-an, dengan mulut ompong dan kempot, kulitnya cokelat kekuningan, dan agak sakit-sakitan.

Sebaris rambut kaku menghias kumis dan dagunya, dengan kuping yang menjuntai dan ditindik dengan lubang besar.

Penampilan pria itu semakin menambah kesan angker pada dirinya.

Baca Juga: Sakti Mandraguna Bisa Menghilang di balik Dedaunan, Inilah Suku Dayak Terkuat Penjaga Rimba Kalimantan, Musuh Manusia yang Tewas di Tangannya Bisa Menjadi Santapannya