Seminggu berlalu tidak ada kabar, anehnya, perahu itu tak jua kembali.
Bock menjadi resah, “Apakah mereka telah terbunuh dan dimakan?”
Tidak hanya Bock, Sultan pun turut gusar, dia lalu mengirimkan perahu besar yang dipimpin seorang Kapitan Bugis.
Beruntunglah Bock, tiga hari kemudian perahu itu kembali bersama sekitar 40-an warga Dayak Tring, termasuk di dalamnya empat wanita.
“Seorang pendeta perempuan mempersilakan saya untuk mengambil gambar sosoknya,” ungkap Bock.
Menurut Bock, yang paling menakjubkan buatnya adalah lubang telinga pendeta perempuan itu panjang berbandul cincin logam, dan ketiadaan alisnya.
Bahkan perempuan itu mengizinkan Bock untuk mengamati secara detail bagian tubuhnya.
Menurut Bock, kembangan tato di bagian paha menjadi hal yang menarik baginya.
“Rambut mereka yang pendek menjadi pembeda dengan para perempuan suku-suku lainnya, dan warna kulit mereka lebih cerah ketimbang suku-suku Dayak lainnya, kecuali orang-orang Punan.”