Find Us On Social Media :

Dorong Transformasi Digital dari Tingkat Desa, Kemenkominfo Lakukan Sosialisasi Sideka New Generation

By Tim Konten, Kamis, 23 Desember 2021 | 13:01 WIB

Semuel Abrijani Pangerapan luncurkan Sideka NG dalam agenda penutupan Gerakan Menuju Smart City 2021

Intisari-Online.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mensosialisasikan aplikasi Sistem Informasi Desa dan Kawasan New Generation (Sideka NG), Selasa (14/12/2021).

Sosialisasi Sideka NG dilakukan bertepatan dengan ditutupnya program tahunan Kemenkominfo, Gerakan Menuju Smart City 2021 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang.

Direktorat Jenderal Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan menyatakan, Sideka NG dikembangkan guna membantu desa dan kecamatan dalam melakukan transformasi digital.

Menurutnya, desa dan kecamatan menjadi fondasi awal untuk membangun pemerintahan berbasis smart city. Apabila sektor terkecil belum melakukan transformasi, maka akan sulit bagi pemerintah kota/kabupaten untuk mewujudkan smart city.

Baca Juga: Dianggap Bak Minta Sisik pada Limbat saat Berambisi Satukan Kembali Majapahit, Raja Terakhir Ini Justru Malah Buktikan Tekadnya, Lalu Kenapa Tetap Runtuh?

“Kalau kita ingin punya smart city, maka kita harus punya smart village. Dengan terbangunnya smart village, transformasi digital Indonesia yang lebih luas akan lebih cepat,” ungkap Semuel.

Dalam sambutannya, Semuel menyebut, terdapat dua modul utama dalam aplikasi Sideka NG. Modul pertama adalah Layanan Desa, sementara modul kedua adalah Website Desa.

Adapun kehadiran Sigeka NG diakui Semuel menjadi salah satu implementasi dari Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).

Bagi desa atau kecamatan yang tertarik menggunakan Sideka NG, Semuel menyebut, pejabat setempat dapat langsung mengajukan ke pihak kota/kabupaten sebagai penyelenggara.

Baca Juga: Kembalinya Suku Yahudi yang Hilang Setelah 2.000 Ribu Tahun hingga Pecahkan Rekor Dunia Penerbangan Penumpang Terbanyak, 1.088 Orang Dievakuasi ke Israel

“Kalau dahulu aplikasi ini diberikan dari pusat ke desa, sekarang kota/kabupaten menjadi jembatan untuk menyalurkan Sideka NG ke desa atau kecamatan,” ungkapnya.

Ia mengatakan, pemerintah kota/kabupaten, termasuk desa dan kecamatan tidak perlu mempersiapkan anggaran khusus. Sebab, Sideka NG dapat dimanfaatkan oleh kota/kabupaten secara cuma-cuma.  tanpa biaya tambahan.

“Sideka NG ini gratis. Hosting dan training itu langsung dari Kemenkominfo, tidak ada biaya apa pun. Dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) bisa digunakan untuk kebutuhan lain,” tegasnya.

Nantinya, proses implementasi Sideka NG oleh desa-desa di seluruh Indonesia akan dibantu oleh sejumlah kementerian terkait, yaitu Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes), dan Satu Data Indonesia.

Baca Juga: Percaya Bahwa Ada Kehidupan Setelah Kematian, Proses Mumifikasi Orang Mesir Kuno Hanya Dilakukan untuk Raja dan Kaum Bangsawan, Perlakuan Berbeda untuk Orang-orang Miskin, Seperti Apa?

Melalui Sideka NG, Semuel berharap, Indonesia dapat segera mewujudkan kota dan negara pintar guna menjawab tantangan digital di masa depan.

“Semoga Indonesia bisa menjadi negara yang siap dengan berbagai tuntutan digital,” imbuhnya.

Dorong ICT readiness

Selain mensosialisasikan Sideka NG dan menutup Gerakan Menuju Smart City, Kemenkominfo juga melengkapi acara dengan webinar bertajuk “Cara Strategis Meningkatkan Citra Kota dan Kawasan Wisata”.

Sebagai informasi, gelaran webinar dihadirkan guna memberikan wawasan tentang upaya yang dilakukan pemerintah pusat dalam mendukung implementasi smart city.

Baca Juga: Lebih dari 10.000 Tahun, Misteri Monumen Kontroversial Yonaguni Jepang, Benarkah Kota Bawah Laut Peradaban Kuno yang Hilang?

Agenda dihadiri oleh Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Leonardo Adypurnama, Pakar City Branding Hermawan Kartajaya, CEO Citiasia Farid Subkhan, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Sandiaga Uno secara virtual.

Dalam kesempatan tersebut, Hermawan Kartajaya menyatakan bahwa salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk menciptakan smart city adalah dengan melakukan branding.

Pasalnya, suatu kota/kabupaten di wilayah pariwisata akan sulit bersaing jika tidak memiliki identitasnya sendiri.

“Kalau suatu kota atau wilayah destinasi tidak di branding, saingannya itu banyak. Jadi branding itu ibarat mangkok, mewadahi produk supaya bisa bercampur dengan konsumen di dalamnya,” tegas Hermawan.

Baca Juga: Inilah Nilometer, Penemuan Cerdik Bangsa Mesir Kuno yang Digunakan Hingga Zaman Modern, Apa itu dan Apakah Kegunaannya?

Senada dengan Hermawan, Sandiaga mengungkapkan bahwa sektor pariwisata Indonesia masih tertinggal dari negara Asia lainnya.

Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi wisata besar tetapi masih kurang dalam hal implementasi. Begitu pula dengan pemanfaatan teknologi untuk mendorong kesadaran wisatawan akan adanya destinasi lain di Indonesia selain Pulau Bali.

“Posisi kita (Indonesia) masih tertinggal dari Singapura dan Malaysia terkait kualitas destinasi wisata,” ujar Sandiaga.

Untuk itu, Kemenparekraf mendukung terwujudnya lokasi wisata baru dengan bantuan pilar smart city. Hal ini dimulai dari adanya infrastruktur yang memadai, hingga kecakapan masyarakat dalam menggunakan fasilitas dan teknologi yang ada.

Baca Juga: Lukai Hati Indonesia Kala Krisis Moneter 1997, Perusahaan Mobil Korea Selatan Ini Kucurkan Investasi Fantastis untuk Bangun Pabrik Mobil Listrik di Indonesia Semata-mata Kalahkan Jepang

“Fokus kita harus diutamakan pada information and technology readiness (ICT readiness). Baik pada lima destinasi superprioritas maupun destinasi prioritas,” ujarnya.

Langkah tersebut, kata Sandiaga, bisa tempuh dengan cara kolaborasi. Artinya, berbagai pihak, baik dari swasta maupun kementerian harus berembuk untuk membuat strategi yang tepat guna.

Menanggapi paparan Sandiaga, Leonardo Adypurnama menyatakan bahwa Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) juga ikut berpartisipasi dalam merancang program pemampu (enabler) bertajuk “Integrated Tourism Master Plan” untuk mewujudkan daya saing pariwisata.

“Indonesia bekerja sama dengan bank dunia untuk menentukan supply dan demand yang ada di lapangan. Lewat cara ini, Indonesia bisa tahu cara apa yang perlu dan bisa dilakukan untuk menarik wisatawan mancanegara,” ungkap Leonardo.

Baca Juga: Diserang Uni Eropa dan Amerika Serikat, Putin Malah Sebut Negara Barat Jadi Penyebab Tingginya Ketegangan di Eropa Pasca Perang Dingin

Dengan rencana tersebut, diharapkan Bappenas bersama kementerian lainnya mampu mendongkrak minat wisatawan mancanegara sehingga ekonomi dapat segera pulih.

“Rencana besarnya, Indonesia mampu menarik kembali minat wisatawan mancanegara. Ketika hal itu terjadi, destinasi pariwisata pun sudah siap dengan dengan sejumlah infrastruktur yang memadai,” imbuhnya.