Dianggap Bak Minta Sisik pada Limbat saat Berambisi Satukan Kembali Majapahit, Raja Terakhir Ini Justru Malah Buktikan Tekadnya, Lalu Kenapa Tetap Runtuh?

K. Tatik Wardayati

Penulis

Candi Penataran, salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit.
Candi Penataran, salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit.

Intisari-Online.com – Meski dikenal sebagai kerajaan besar yang mampu menyatukan nusantara, namun Kerajaan Majapahit tidak berjalan mulus dan digdaya begitu saja.

Justru dari dalam kerajaan sendiri yang memunculkan gejolak yang bergemuruh begitu hebat.

Salah satu rongrongan dari dalam kerajaan Majapahit sendiri adalah peristiwa besar perang Paregreg yang hampir meruntuhkan kerajaan itu.

Baca Juga: Jadi Bulan-bulanan Rakyatnya Hingga Punya Julukan Buruk, Bahkan Sempat Kurung Dua Adik Tirinya Agar Tak Dinikahi Orang Lain, Raja Majapahit Ini Akhirnya Dibunuh Karena Konspirasi?

Perang Paregreg terjadi antara Wikramawardhana yang memerintah di wilayah bagian barat (Majapahit) dengan Bhre Wirabhumi yang memerintah di bagian timur (Blambangan).

Pemberontakan yang terus-menerus terjadi, membuat penguasa pun silih berganti.

Lalu muncul Girindrawardhana yang mengambil alih pemerintahan Majapahit.

Baca Juga: Salah Satunya Sampai Terukir Abadi dalam Kronik China, Inilah Tiga Wanita Penguasa Majapahit, Ada yang Kejeliannya Jadi Kunci Kedigdayaan Majapahit

Dia berambisi untuk mempersatukan kembali wilayah kerajaan yang terpecah belah akibat pertentangan keluarga.

Berhasilkah Girindrawardhana mempersatukan kembali wilayah Majapahit yang mencar ke mana-mana?

Namun, meski dia telah menyatukan kembali wilayah Majapahit yang tepecah-belah, tetap saja kekuasaan kerajaan Majapahit tidak dapat dipertahankan.

Demikian kutipan dari buku Majapahit, Batas Kota dan Jejak Kejayaan di Luar Kota, editor Prof. Dr. Inajati Adrisijanti (2014).

Apa yang terjadi kemudian?

Kekuasaan kerajaan Majapahit yang tidak dapat dipertahankan membuat pengawasan terhadap daerah-daerah bawahannya semakin lemah.

Baca Juga: Naik Takhta Gantikan Ibunya Jelang Bencana Kelaparan, Inilah Suhita Ratu di Kerajaan Majapahit, yang Balaskan Kematian Sang Kakek Karena Perang Paregreg

Dan hal tersebut memberi peluang bagi daerah-daerah bawahan untuk menyusun kekuatan dan melepaskan diri dari Majapahit.

Apalagi pada waktu itu di kawasan Asia Tenggara tengah berkembang politik dan ekonomi baru, khususnya di daerah-daerah pesisir utara Jawa.

Perkembangan agama Islam juga sangat pesat pada abad ke-15 Masehi.

Maka tak heran bila pengaruh Majapahit pun lenyap dengan sendirinya, dan muncullah kerajaan Demak pada tahun 1519 M.

Sastra Babad Pasir tahun 1891 menyebutkan keadaan istana di Majapahit yang sudah hancur tersebut.

Baca Juga: Paksa Gajah Mada Gunakan Cara 'Culas' saat Niat Busuknya Jalin Hubungan Sedarah Terendus, Inilah Jaya Negara, Raja Majapahit yang Meregang Nyawa Usai Lecehkan Seorang Wanita

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait