Penulis
Intisari-Online.com – Mayat rawa, atau mumi rawa, adalah mayat kuno yang sangat terpelihara dengan baik dan ditemukan di lahan gambut di Eropa Utara.
Rupanya lahan gambut telah berfungsi sebagai kuburan massal dari Sebelum Masehi hingga Abad Pertengahan.
Dan banyak mumi mayat yang ditemukan itu mengungkapkan kematian akibat kekerasan.
Dari raja hingga rakyat jelata, dewasa hingga anak-anak, setiap tubuh menceritakan kisah hidup dan mati yang berbeda.
Banyak dari mumi tubuh lahan gambut itu menunjukkan pelestarian yang luar biasa, dan petunjuk yang menyertai mumi tersebut sering mengungkapkan keadaan yang suram.
Begitu menakjubkannya keadaan pelestarian di beberapa tubuh mumi lahan gambut, sehingga pakaian dan ekspresi wajah mereka sama seperti saat mereka dikuburkan.
Bahkan isi perut, kulit, kuku, dan bulu tubuh masih ada.
Biasanya, mayat ditemukan ketika pekerja mengeringkan lahan sphagnum dan mengekstraksi gambut.
Mumi mayat itu akan muncul selama beberapa waktu dan tidak ada yang yakin berapa banyak yang telah ditemukan dan dibuang di masa lalu.
Hingga saat ini, penemuan mumi lahan gambut yang terdokumentasi, terdapat sekitar 1.000 mayat.
Mayat-mayat tersebut ditempatkan berada di daerah dekat air asin.
Lumut gambut di lahan basah ini mengumpulkan garam dari udara dan melepaskan asam ke dalam air.
Air kemudian merembes ke seluruh sel di dalam mayat.
Karena asam, maka bakteri tidak dapat bertahan hidup di lahan gambuat ini, sehingga tubuh tidak membusuk seperti biasanya, namun sebaliknya perlahan menjadi mumi.
Seiring waktu, proses itu membuat daging mayat menjadi cokelat tua seperti kulit.
Pelestarian ini memberi kita banyak wawasan, tentang bagaimana orang-orang rawa itu mati, dan sering kali bukan kematian yang indah.
Berikut ini mumi rawa Eropa yang terkenal.
–Wanita Huldremose
Wanita Huldremose ditemukan di Denmark pada tahun 1879. Dia hidup selama Zaman Besi antara 160 SM dan 340 M.
Analisis isi perutnya menunjukkan bahwa dia baru saja makan roti gandum sebelum kematiannya.
Dari hasil analisis terhadap mumi itu bahwa sebelum wanita itu meninggal, salah satu kakinya patah, meskipun sudah sembuh sebelum dia meninggal.
Wanita ini mengenakan jubah kotak-kotak, syal, dan rok, yang semuanya terbuat dari wol.
Sebuah sisir dan ikat kepala juga ditemukan.
Laserasi pada salah satu kaki dianggap sebagai luka post-mortem yang ditimbulkan oleh sekop sampai kemudian dievaluasi terjadi menjelang waktu kematian.
–Wanita Elling
Pada tahun 1938, Wanita Elling ditemukan di Denmark di lahan gambut yang sama dengan Pria Tollund (bawah).
Para ahli memperkirakan kematiannya sekitar 280 SM, ditemukan dengan tubuh terbungkus kulit domba dan jubah kulit.
Para ahli percaya bahwa dia meninggal karena tergantung dalam beberapa jenis ritual pengobatan.
Pada saat kematiannya, rambut Wanita Elling dikepang 35″ yang rumit yang masih dipertahankan dan terlihat sampai sekarang.
–Pria Tollund
Pria Tollund mungkin yang paling mengganggu dari semua mumi rawa.
Dengan wajah damai yang terpelihara sempurna dan seperti hidup, Pria Tollund tampak sedang tidur.
Topi wol kulit domba yang dikenakannya pada saat kematiannya masih menutupi kepalanya.
Gambaran radiografik menunjukkan lidah yang distensi, terbukti dari strangulasi.
Pria berusia 30 hingga 40 tahun itu digantung dengan cara yang mirip dengan Wanita Elling.
Para peneliti percaya dia juga adalah korban manusia daripada subjek eksekusi kriminal, berdasarkan pada bagaimana pengurus jenazahnya dengan hati-hati mengatur tubuhnya dan menutup mata dan mulutnya.
Dari isi ususnya menunjukkan bahwa dia makan barley, flaxseed, dan knotgrass 12-24 jam sebelum kematiannya.
Kecuali jerat yang diikat erat di lehernya, dan topinya, Pria Tollund telanjang, dn terlihat janggut rambut wajahnya tumbuh sekitar satu hari.
–Pria Tua Croghan
Pada tahun 2003, penggali di lahan gambut Irlandia menemukan batang tubuh dari Pria Tua Croghan.
Dia sepertinya telah mengalami penyiksaan, karena tubuh pria ini berisi beberapa luka tusuk dan sayatan.
Dia juga dipotong dua dan dipenggal, dan salah satu lengannya menunjukkan luka pertahanan.
Sebuah tali telah melewati dua lubang di lengan atasnya, mungkin sebagai cara untuk menahannya.
Sebuah ban lengan kulit menghiasi lengan kirinya, menunjukkan bahwa ia mungkin milik kelas atas atau bangsawan.
Para ahli memperkirakan ketinggian Manusia Croghan sekitar 198,2 cm, yang merupakan ukuran raksasa untuk waktu itu.
Indikasi lain dari statusnya yang mulia adalah tangan dan kukunya yang lembut, yang terawat, dan tidak mengalami keausan akibat kerja kasar.
Dia berusia dua puluhan pada saat pembunuhannya, melansir historicmysteries.
Para peneliti percaya pria tua Croghan ini mungkin adalah seorang raja.
Jenazahnya berada di tempat yang mungkin dulunya adalah sebuah danau di dasar bukit yang pernah digunakan untuk upacara kerajaan kuno.
–Pria Clonycavan
Pria Clonycavan juga ditemukan di Irlandia pada tahun 2003, hanya 25 mil jauhnya dari tempat Pria Tua Croghan ditemukan.
Penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa dia dan Pria Tua Croghan hidup antara 392 SM. dan 201 SM.
Dia telah dipukul di kepala tiga kali dengan kapak, dan sekali lagi di dada. Luka dalam di tengkorak dan wajahnya menunjukkan bahwa dia dibunuh dengan kejam.
Seperti Pria Tua Croghan, Pria Clonycavan juga berusia awal dua puluhan, dan para ahli percaya bahwa dia juga mungkin seorang raja.
Menariknya, rambut Pria Clonycavan itu ditata semacam pompadour kuno dengan ikat rambut, rambutnya diawetkan dengan cara ini.
Yang menarik dari hal ini adalah bahwa Pria Clonycavan menggunakan persiapan rambut yang terbuat dari minyak dan getah pinus yang mungkin diperolehnya dari Semenanjung Iberia. Ini
menunjukkan perdagangan sedang berlangsung antara Irlandia dan daratan Eropa, juga kemungkinan bahwa pria ini cukup kaya dan memiliki sarana untuk berdagang.
Analisis mumi rawa
Mayat rawa tertua berasal dari sekitar 8000 SM dan yang termuda dari awal abad pertengahan.
Pakaian yang ditemukan di beberapa tubuh ini terawetkan dengan sempurna bersama mereka, yang memberi tahu kita banyak tentang bahan yang mereka gunakan dan dari mana asalnya, bagaimana pakaian itu dibuat, dan mungkin juga tentang kematian itu sendiri.
Selendang wol dan kulit, topi, ikat pinggang, sepatu, jubah, dan rok juga muncul pada mumi rawa.
Selain itu, banyak harta berharga, seperti kuali Gundestrup, yang merupakan peninggalan dari lahan gambut.
Para ilmuwan juga telah mampu menganalisis isi dari beberapa perut tubuh mumi rawa.
Jenis makanan dapat mengungkapkan apakah orang tersebut kelas bawah atau atas, dan pada musim apa mereka meninggal.
Biji-bijian, buah-buahan, sayuran, dan daging hanyalah beberapa hal di saluran pencernaan.
Beberapa tubuh mumi rawa tampaknya telah menjadi penerima operasi trepanning, pengangkatan sebagian tengkorak, yang telah menjadi praktik sejak zaman Neolitik.
Namun, mumi rasa yang ditemukan di tempat lain, tidak ada yang terpelihara dengan baik seperti di Eropa Barat Laut.
Badan-badan ini telah memberikan sedikit wawasan tentang orang-orang di zaman mereka yang berbeda-beda, tetapi mereka masih menyimpan banyak rahasia.
Kita bisa melihat sekilas makanan yang mereka makan, senjata yang mereka gunakan, dan pakaian yang mereka kenakan.
Namun, alasan mereka dibunuh masih menjadi bahan perdebatan.
Apakah mereka penjahat atau korban perang suku yang mendominasi wilayah tersebut saat itu?
Ataukah pembunuhan karena ritual pengorbanan untuk dewa kesuburan dan pertanian?
Meskipun ada banyak teori, kita mungkin tidak pernah benar-benar tahu.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari