Find Us On Social Media :

Mantap Tinggalkan Blok Migas Terbesar Kedua di Indonesia Setelah Blok Papua, Rupanya Gurita Migas Amerika Serikat Ini Tergiur Pendapatan Fantastis dari Bisnis Migas Negara Tetangga Ini

By May N, Jumat, 10 Desember 2021 | 12:28 WIB

(Ilustrasi) Kilang minyak Bayu-Undan milik Timor Leste

Intisari - Online.com - Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) berbasis di Houston, Amerika Serikat (AS), ConocoPhillips melepas kewajiban terkait pengelolaan aset di Indonesia.

Anak perusahaan ConocoPhillips, ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd (CIHL) melepas seluruh sahamnya kepada PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

CIHL memegang 100% saham di ConocoPhillips (Grissik) Ltd (CPGL) dan 35% saham di Transasia Pipeline Company Pvt Ltd.

CPGL sendiri merupakan operator dari blok gas Corridor (Corridor PSC) Sumatera Selatan, dan kepemilikannya berupa hak partisipasi sebesar 54% di Blok Corridor.

Baca Juga: Investasi Migas Indonesia Lesu Setelah Raksasa Migas Dunia Ini Tinggalkan Ladang Gas Besar di Indonesia, Pakar Menyebut Kondisi Ini Sebagai Langkah Positif Bagi Industri Migas, Begini Analisisnya

Ini artinya ConocoPhillips sudah lepas dari tugas menjadi operator atau mengelola blok migas di Indonesia baik untuk eksplorasi maupun produksi.

Laporan tahunan ConocoPhillips tahun 2020 melaporkan jika mereka hanya mengoperasikan dua blok migas, atau hanya memiliki dua kontrak blok igas (PSC) yaitu Blok Corridor di Sumatera Selatan dan Blok Kualakurun di Kalimantan Tengah.

Sampai saat ini blok migas yang sudah beroperasi adalah Blok Corridor.

Blok Kualakurun adalah blok eksplorasi, dan ini statusnya akan dikembalikan ke pemerintah.

Baca Juga: Simpan Cadangan Migas Terbesar di Indonesia, China Klaim Natuna Utara Miliknya dan Tuntut RI Stop Lakukan Ini hingga Picu Ketegangan